'Menteri Tak Punya Udel', Julukan Wartawan untuk Ir Sutami

Rabu, 29 April 2020 | 14:10 WIB
'Menteri Tak Punya Udel', Julukan Wartawan untuk Ir Sutami
Sutami diabadikan dalam perangko.(Wikipedia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nama Ir Sutami kembali menjadi buah bibir di media sosial. Sosok eks Menteri Pekerjaan Umum ini terkenal kesederhanaannya hingga dijuluki menteri termiskin di Indonesia dan prestasinya yang gemilang.

Sutami menjabat selama 4 kali sebagai Menteri Pekerjaan Umum sejak tahun 1965 sampai dengan 1978 dari era Presiden Pertama RI Soekarno dan Presiden ke-dua RI Soeharto.

Jaya Suprana, pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan, mengunggah tulisan tentang Sutami melalui laman opini di RRI.co.id, Rabu (29/4/2020).

Tulisan itu diunggah lantaran adanya fenomena beberapa pihak yang menyalahgunakan jabatan dan kekuasaan untuk mengeruk harta saat pandemi corona. Sutami menjadi tamparan bagi pihak-pihak itu.

Baca Juga: 5 Fakta Ir Sutami Menteri 'Termiskin' di Indonesia, Prestasinya Fenomenal!

"Ketika sedang takjub menyaksikan ada beberapa (tidak semua) pihak yang tega menyalahgunakan jabatan dan kekuasaan untuk mengeruk harta benda bagi diri sendiri pada masa rakyat sedang menderita pageblug Corona, saya memperoleh kiriman sebuah naskah dari mahaguru kearifan Jawa saya, Mas Darminto M. Sudarmo alias Mas Odios berkisah tentang Menteri termiskin sepanjang sejarah Republik Indonesia," tulis Jaya Supraya di kalimat pembuka tulisan itu.

Mengutip dari tulisan tersebut, sebagai insinyur sipil lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), sosok Sutami dikenal sangat menyukai pekerjaan lapangan.

Sutami mampu jalan kaki puluhan kilometer untuk meninjau daerah terpencil. Jika ada ojek, ia naik. Jika tidak ada, menteri sederhana ini akan berjalan kaki hingga bertemu masyarakat sekitar.

Karena sepak terjangnya ini, wartawan kerap memanggilnya menteri tidak punya udel. Jaya Supraya dalam tulisannya juga menyebut Sutami yang paling jujur dan mengerti tentang Akhirat.

Saking terlalu rajin berkerja dia sampai tidak memikirkan diri sendiri, hingga kemudian jatuh sakit dan kekurangan gizi. Sutami enggan ke rumah sakit karena tidak punya uang untuk membayar rumah sakit.

Baru setelah Pemerintah turun tangan, Sutami mau diopname. Namun semua itu terlambat, Sutami meninggal dunia di Jakarta 13 November 1980 pada usia 52 Tahun.

Sederhana

Salah satu wujud kesederhanaan Sutami adalah ketika tamu bersilaturahim ke rumahnya saat Idul Fitri. Mereka syok atap rumah itu bocor di mana-mana. Bahkan PLN pernah mencabut listrik di rumahnya karena Sutami telat bayar.

"Sebenarnya sebagai pejabat negara yang menangani proyek-proyek besar, Menteri Sutami bisa saja hidup bergelimang kemewahan. Contohnya ada (tidak semuanya) pejabat tinggi sekarang ini punya rumah dan mobil pribadi mewah akibat tidak memiliki sifat jujur di hatinya," tulis penulis dalam opini tersebut.

Sosok Sutami ini sangat pendiam dan sederhana. Rumahnya beralamat di Jalan Imam Bonjol, beliau membeli rumah secara mencicil dan baru lunas menjelang pensiun. Tak pernah ia menggunakan fasilitas negara di luar pekerjaannya.

Saat pensiun, semua ia kembalikan, termasuk mobil dinasnya. Seorang pengusaha pernah ingin memberinya mobil karena tahu mobil dinas Sutami akan dikembalikan. Namun sang Menteri menolak dengan halus.

Proyek prestisius

Sutami selama menjadi menteri, memimpin berbagai mega proyek. Namun pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah 19 Oktober 1928 itu tidak memanfaatkannya untuk korupsi dan memperkaya diri.

Di bawah pengawasannya, proyek raksasa seperti: Gedung DPR, Jembatan Semanggi, Waduk Jatiluhur, Bandara Ngurah Rai, Jembatan Musi Palembang.

Semua karyanya hingga kini masih berdiri kokoh. Sutami adalah menteri yang termiskin di Indonesia mungkin sampai hari kiamat nanti, Sutami adalah manusia yang langka karena jujur dan amanah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI