Tidak semua bisa kerja dari rumah
Sebagian besar warga yang tinggal di kawasan padat penduduk seperti di Kali Anyar adalah pekerja informal seperti Setiawati dan Tatiek.
Menurut Cecilia Tacoli, periset di International Institute for Environment and Development yang bermarkas di London, kelompok demografi ini tidak bisa diacuhkan oleh negara-negara di dunia mengingat mereka akan menjadi kontributor utama pertumbuhan populasi dunia dalam 20 tahun ke depan.
"Ketika membuat kebijakan, banyak pemerintah yang tidak mempertimbangkan bahwa ada sekitar satu miliar penduduk wilayah kumuh di dunia ini, dan pertumbuhan populasi dunia dalam waktu 20 tahun ke depan sebagian besar akan didorong oleh warga miskin, di kota-kota miskin di dunia, yang tinggal di wilayah kumuh," kata Cecilia.
Baca Juga: Nasib Pedagang Keliling Saat PSBB, Bawa Pulang Rp 20 Ribu untuk Keluarganya
Menurut Cecilia, solusi jangka pendek bagi mereka yang harus tetap bekerja di tengah wabah virus corona adalah dengan memberikan mereka masker, alat perlindungan diri, dan fasilitas cuci tangan, terlebih bagi mereka yang pekerjaannya penting, seperti pengumpul sampah.
"Sebagian besar warga yang tinggal di wilayah kumuh atau wilayah informal hanya mendapat cukup uang untuk makan sehari-hari, jika mereka tidak bekerja maka mereka tidak bisa makan keesokan harinya. Ini perlu jadi bahan pertimbangan pembuat kebijakan," kata Cecilia.
"Di India, ketika warga disuruh berhenti bekerja, mereka harus berpindah lokasi dan hal itu menyulitkan semua orang."
Selain itu, pemerintah juga diimbau untuk menekankan pendekatan edukatif jika mendapati warga di kawasan padat penduduk yang melanggar aturan PSBB.
"Jangan kriminalisasi warga yang tidak bisa menaati aturan tersebut, penegak hukum harus mempertimbangkan bagaimana situasi rumah mereka, berapa banyak orang yang tinggal di rumah tersebut, jumlah kamar di rumah itu, bagaimana mereka mendapat air bersih," kata Annie.
Baca Juga: Waria Jakarta Tak Dapat Bantuan PSBB, Enggan Protes karena Takut Dicibir
"Jangan menyarankan sesuatu yang tidak mungkin mereka lakukan."