Kisah Petugas Urus Jenazah Corona: Tak Usah Disuruh, Saya Pasti Salatkan

Rabu, 29 April 2020 | 04:10 WIB
Kisah Petugas Urus Jenazah Corona: Tak Usah Disuruh, Saya Pasti Salatkan
Simulasi pemulasaran dan pemakaman jenazah terduga penderita corona Covid-19 di Mapolres Ciamis, Jawa Barat, Rabu (22/04). [Antara/BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Di awal hingga pertengahan April, jumlah yang dimakamkan sempat turun hingga ke 13 orang, ujarnya.

Dengan APD lengkap, Imang mengatakan, waktu para petugas beristirahat hanyalah di sela-sela menunggu kedatangan ambulans.

Ia kadang bekerja lebih dari 12 jam sehari, bahkan hingga pukul 21.00 malam, tak peduli panas terik atau hujan.

"Selain tugas dan tanggung jawab, saya rasa ini adalah tugas mulia," ujarnya.

Baca Juga: Petugas Pemulasaran Jenazah Corona: Kami Kirim Foto Almarhum ke Keluarga

"Karena kami sedekah mungkin belum mampu karena keterbatasan ekonomi, ibadah masih asal-asalan, maka kami harap dengan tugas kami yang penuh risiko ini, mudah-mudahan ini jadi ladang ibadah kami."

'Harusnya tak ada lagi PDP'

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan jenazah PDP tidak akan pernah dicatat sebagai kasus meninggal akibat COVID-19.

Namun, ia mengatakan jenazah itu harus diperlakukan layaknya positif Covid-19.

"Hal ini penting semata-mata dalam rangka melindungi petugas pemulasaran jenazah, melindungi keluarga dan melindungi petugas pemakaman. Pemahaman ini perlu kita bangun bersama agar transparansi data bisa terwujud," ujarnya.

Baca Juga: CEK FAKTA: Benarkah Sejumlah Negara Buang Jenazah Pasien Corona ke Laut?

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sejumlah pengamat kesehatan masyarakat sebelumnya mendesak pemerintah untuk membuka data orang yang meninggal dalam status PDP untuk transparansi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI