Saat saya datangi Kamis (23/04) lalu, pintu gerbangnya tertutup rapat. Hanya terlihat seorang pria tidur di salah satu anak tangganya dan anak-anak bermain bola di halamannya.
Di pintu gerbang yang tertutup, pengelola masjid menempelkan pengumuman berisi penghentian sementara kegiatan ibadah salat Jumat dan fardhu selama wabah Covid-19.
Yazid Salim, 58 tahun, penjual makanan kamir dan jamaah masjid itu, mengaku sedih dengan isi pengumuman tersebut, namun dia dapat menerima dan memakluminya. Yazid berjualan tak jauh dari masjid tersebut.
"Saya sebagai umat Islam, saya merasa sedih, sebab, selama saya lahir sampai sekarang, saya baru ngalamin seperti ini, semua masjid ditutup," kata pria yang memelihara jenggot dan berkopiah ini.
Baca Juga: PSBB Jakarta, 40 Masjid Masih Gelar Salat Tarawih
"Hampir 60 tahun usia saya, saya baru mengalami semua masjid ditutup, karena ada wabah."
Dia mengaku pula kehilangan dengan tradisi di masjid selama Ramadan yang selalu diikutinya selama puluhan tahun di masjid Al-Makmur.
"Biasanya kita ketemu dengan sahabat di masjid saat tarawih atau pengajian. Semuanya kini tidak dibolehkan. Pasti kita merasa kehilanganlah," kata Yazid.
'Tetangga saya cari masjid yang buka hingga lokasi yang jauh'
Walaupun demikian, Yazid mengikuti imbauan pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) agar melakukan ibadah salat di rumah selama wabah belum teratasi.
Baca Juga: Video Sopir Ojol Menangis, Diduga Kelaparan karena Sepi Orderan
Penjelasan MUI yang didasarkan hadis Nabi Muhammad SAW beserta riwayat para sahabatnya yang pernah mengalami wabah di masa itu, menjadi pegangannya ketika menghadapi kejadian serupa.