"Biasanya (salat di masjid) di Depok, cuma perbatasan dijaga, paling nanti dekat rumah di Bintaro (Tangsel, Provinsi Banten), cuma belum dapat," ungkapnya.
Walaupun mengaku bersikap hati-hati, dengan memperhatikan protokol yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, Rahmad mengaku tidak takut terpapar.
"Yang membuat saya yakin, karena kita dalam rangka ibadah, kenapa kita mesti takut," katanya.
Warga marah kalau ada masjid tetap gelar salat berjamaah
Baca Juga: PSBB Jakarta, 40 Masjid Masih Gelar Salat Tarawih
Berbeda dengan masjid Albarkah, dua masjid besar di kawasan Tanah Abang, Jakpus, yaitu, Said Na'um dan Al-Makmur, justru menutup segala aktivitasnya selama PSBB.
Berdiri di kawasan Kebon Kacang, di samping rumah susun, masjid Said Na'um yang didirikan pada 1975 di masa Gubernur Ali Sadikin itu, tertutup rapat untuk kegiatan ibadah --mulai salat fardhu, salat tarawih hingga buka bersama.
"Baru sekali inilah, di mana bulan Ramadan yang seharusnya sebagai ajang mencari amal untuk beribadah, tapi karena keadaan, kita tidak dapat melaksanakannya," papar sekretaris masjid itu, Suparmo, kepada saya.
Mematuhi peraturan yang digariskan Pemprov DKI Jakarta, Suparmo perlu pula mendapatkan penjelasan dari tokoh atau guru agama untuk meyakinkan para jamaah masjid yang bertanya tentang alasan penutupan masjid.
"Bahkan dua masjid terbesar (di Arab Saudi) tidak melakukan kegiatan ibadah di masjid... Itu artinya ini (wabah virus corona) suatu hal yang memang tidak main-main, harus betul-betul diantisipasi," ujarnya.
Baca Juga: Video Sopir Ojol Menangis, Diduga Kelaparan karena Sepi Orderan
Suparmo mengaku tidak ada jamaahnya yang ngotot mempertanyakan penghilangan sementara segala aktivitas ibadah di masjid Said Na'um.