Dia menambahkan, warga sekitar juga sudah mengurangi aktivitas di luar wilayah tersebut. "Insya Allah aman, karena (warga) lingkungan sendiri nggak ada yang keluar, semenjak dilakukan PSBB."
Ucapan Sayuti ini agaknya tidak sesuai kenyataan. Sore itu, saya bertemu dua orang warga pendatang yang ikut salat di masjid tersebut.
Salah seorang di antaranya adalah Rahmad, warga Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Penjual minyak wangi berusia 29 tahun ini mengaku pertama kali beribadah di masjid Albarkah.
"Alhamdulillah (masjid ini buka), sehingga tidak mempersulit orang untuk salat," katanya kepada saya. "Karena nggak semua orang itu terjangkit atau terindikasi kena virus."
Baca Juga: PSBB Jakarta, 40 Masjid Masih Gelar Salat Tarawih
Seharusnya, menurutnya, pemerintah tidak menutup semua masjid secara merata di semua tempat. Alasannya, masjid harus ditutup jika berada di zona merah alias di wilayah itu ada warganya terpapar virus corona.
Rahmad agaknya tidak tahu bahwa Kecamatan Tanah Abang, lokasi masjid Albarkah, masuk kategori zona merah. Di wilayah itu, sampai pertengahan April lalu, ada 60 pasien positif virus Corona, sampai pertengahan April lalu.
Bahkan Kecamatan Tanah Abang, termasuk satu dari tiga kecamatan yang disebut paling tinggi untuk warganya menjadi pasien positif virus corona se-DKI Jakarta.
Dua kecamatan lainnya adalah Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur dan Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Di seluruh Jakarta, sampai Minggu (26/04) dalam rangkuman data Pemprov DKI Jakarta, ada 3.746 kasus positif, 1.952 dirawat dan 357 orang meninggal.
Baca Juga: Video Sopir Ojol Menangis, Diduga Kelaparan karena Sepi Orderan
Rahmad mengaku masih ingin selalu salat di masjid, meski diakuinya kini sulit menemukan masjid yang masih buka.