Cara Waria Jakarta Putar Otak Cari Duit di Tengah Gempuran Corona

Selasa, 28 April 2020 | 20:14 WIB
Cara Waria Jakarta Putar Otak Cari Duit di Tengah Gempuran Corona
Ilustrasi waria. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dampak dari penyebaran virus corona di Jakarta juga sangat dirasakan oleh kaum transgender perempuan atau biasa dikenal waria. Banyak yang tak bisa lagi bekerja hingga harus memutar otak menyambung hidupnya.

Hal ini diungkap oleh Nurdiyansah atau akrab disapa Diyan dari Tim Gerakan #BantuanUntukWaria. Ia mengatakan situasi yang dialami kelompok transpuan begitu memprihatinkan.

Untuk diketahui, Gerakan Bantuan untuk Waria ini diinisiasi oleh Queer Language Club Jakarta dan Sanggar Teater Seroja.

Diyan menjelaskan, pihaknya rutin memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai kepada 67 waria di kawasan Pasar Kampung Duri dan Kali Anyar, Jakarta Barat. Meski demikian, ada beberapa waria yang tak bisa terus-terusan menggantungkan nasibnya pada bantuan ini.

Baca Juga: Wali Kota Solo Laporkan Pengusir 3 Perawat Corona dari Kost ke Polisi

Ia menyatakan hal ini bisa dimaklumi karena Diyan sendiri tak tahu bagaimana kelanjutan dari program bantuan ini ke depannya.

"Kita kan juga menyadari bahwa kita kan gak mungkin terus-terusan ngasih sembako dan mengharapkan dukungan dari publik untuk nyumbang uang ya," ujar Diyan saat dihubungi suara.com Senin (28/4/2020).

Pihaknya akhirnya membuat program wirausaha untuk pemberdayaan para waria. Setidaknya ada dua usaha kuliner yang baru dikembangkan di tengah pandemi ini.

Sampai saat ini dua usaha yang dikembangkan secara mandiri oleh para waria. Yakni bolu mama pandan milik Ata dan risol teteh Uthi milik Uthi.

"Baru buka minggu lalu. Baru tanggal 24 April launching risol teteh Uthi dari pertama ramadan. Kalau Mama pandan sudah dari tanggal 20 April," kata Diyan.

Baca Juga: Eko Patrio Ngaku Mirip Lee Min Ho, Simak Komentar Kocak Warganet

Diyan mengatakan keduanya merupakan pekerja salon rumahan sebelum beralih profesi. Namun karena sepi dan khawatir dengan keselamatan jika tetap membuka salon di tengah pandemi, maka keduanya memutuskan untuk menutup usaha sementara waktu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI