Tak Bisa Gendong Anak, Kisah Haru Ibu yang Melahirkan Saat Idap Covid-19

Selasa, 28 April 2020 | 18:49 WIB
Tak Bisa Gendong Anak, Kisah Haru Ibu yang Melahirkan Saat Idap Covid-19
Ilustrasi ibu dan anak (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak seperti seperti kebanyakan ibu yang langsung bisa mengendong sang bayi sesaat setelah melahirkan, Jennifer Laucbach harus berpisah dari bayi kembarnya lantaran dirinya tengah terinfeksi virus corona.

Melansir dari laman ABC News, ibu asal Michigan ini melahirkan sepasang putra kembar, Mitchell dan Maksim Laubach pada 3 April lalu di rumah sakit Troy Beaumont.

Selepas melahirkan, Laucbach harus menelan kenyataan pahit dengan tak bisa bersua dengan kedua putranya. Dokter membawa kedua bayinya supaya tak tertular Covid-19 yang saat itu menginfeksi Laubach dan suaminya, Andre.

Pasangan tersebut baru bisa bertemu dan menggendong kedua putra kembarnya setelah 20 hari kemudian. Saat Laubach dan suaminya dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19.

Baca Juga: Ribuan Orang Mendaftar untuk Ditulari Virus Corona Penyebab Covid-19

"Itu sangat emosional karena baru bisa bertemu setelah 3 minggu pasca hari kelahiran mereka," kata Laubach kepada Good Morning America.

"Rasanya seperti aku melahirkan, lalu mereka menghilang," sambungnya.

Laubach mengenang, karena dirinya kala itu tengah hamil delapan bulan, ia pun mulai melakukan karantina dan bekerja dari rumah sejak pertengahan Maret, sebelum kebijakan karantina di rumah diberlakukan.

Saat itu, Laubach masih sehat dan belum terinfeksi virus corona. Selang beberapa hari, perempuan yang bekerja di perusahaan asuransi tersebut mulai merasakan serangkaian gelaja Covid-19, seperti batuk dan sesak napas.

Ilustrasi bayi kembar identik (Pixabay/3194556)
Ilustrasi bayi kembar identik (Pixabay/3194556)

Mulanya, dia mengira kondisi yang ia rasakan merupakan efek dari kehamilan. Namun, ternyata sang suami juga merasakan gejala yang sama, bahkan lebih parah.

Baca Juga: Mendekati 10 Ribu! Selasa 28 April Pasien Positif Corona Jadi 9.511 orang

Keduanya pun memutuskan untuk menjalani tes dan hasil tes pada 2 April menyebutkan Laubach dan Andre terjangkit virus corona. Mereka menerima hasil tes hanya beberapa menit sebelum air ketuban Laubach pecah, saat itu ia baru hamil 2 minggu.

"Saya terus berkata, 'masih terlalu dini, masih terlalu dini," kenang Laubach.

Saat akan pergi ke rumah sakit, seorang dokter yang Laubach telepon, melarang sang suami untuk ikut ke rumah sakit karena hasil tesnya positif. Ia pun kemudian bergegas ke rumah sakit dan meninggalkan Andre di rumah.

"Ketika saya pergi (ke rumah sakit), saya berpikir apakah saya masih sempat melihatnya lagi," ujar Laubach. "Dia dalam kondisi buruk," tambahnya.

Laubach kemudian berhasil melahirkan pada pukul 5.30 pagi keesokan harinya, dan putra kembarnya langsung dibawa ke unit karantina NICU karena risiko Covid-19.

Laubach yang kala itu dikeluarkan dari rumah sakit dua hari setelah melahirkan, harus kembali lagi ke rumah sakit dan dirawat selama empat hari karena mengalami preeklampsia postpartum.

"Saya diisolasi lagi dari keluarga, teman-teman saya, dan tak bisa melihat bayi saya serta mengalami depresi pascapersalinan," katanya.

"Saya ditemani perawat sepanjang dua malam pertama. Saya tidak punya orang lain."

Hari yang dinantikan pun tiba, setelah Laubach dan Andre dinyatakan negatif Covid-19, keduanya pun diijinkan menggendong putra kembarnya untuk pertama kali pada 23 April di NICU, 20 hari setelah hari persalinan.

"Saya hanya ingin orang lain menganggap virus ini serius dan tidak memperdulikan orang-orang yang anda cintai," ujarnya.

"Hatiku bersama orang-orang yang tidak memiliki akhir yang bahagia," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI