Jadi Petugas Pemakaman Khusus Covid-19, Imang: Semoga Jadi Ladang Amal Kami

Rizki Nurmansyah Suara.Com
Senin, 27 April 2020 | 20:18 WIB
Jadi Petugas Pemakaman Khusus Covid-19, Imang: Semoga Jadi Ladang Amal Kami
Pemakaman jenazah virus Corona Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Jaktim. (Suara.com/Bagaskara Isdiansyah).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Imang Maulana, petugas pemakaman khusus Covid-19 TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur, mengisahkan pengalamannya yang terkadang bekerja lebih dari 12 jam.

Selain tugas dan tanggung jawab, pria berusia 42 tahun ini menyebut jadi petugas pemakaman khusus Covid-19 merupakan tugas mulia.

"Kami sedekah mungkin belum mampu karena keterbatasan ekonomi. Ibadah masih asal-asalan, maka kami harap dengan tugas kami yang penuh risiko ini, mudah-mudahan ini jadi ladang ibadah kami," kata Imang.

Imang menceritakan, tak sedikit anggota keluarga yang protes pada petugas pemakaman karena anggota keluarganya yang meninggal diperlakukan seperti pasien Covid-19, meski hasil tes belum keluar.

Baca Juga: Kisah Sahrul, Petugas Pemulasaran Pasien Covid-19: Memuliakan Jenazah

"Banyak contohnya keluarga yang komplain. Almarhum penyakit paru-paru, TBC, jantung diposisikan sebagai positif Covid-19...Kami bilang itu bukan kepada kami (harusnya disampaikan), tapi pada rumah sakit dan dokter," ujar Imang.

"Kadang hasil tes belum keluar, tapi jenazah harus cepat dimakamkan (sesuai SOP)," sambungnya dikutip dari BBC News Indonesia—jaringan Suara.com—Senin (27/4/2020).

Bahkan, kata Imang, ada satu keluarga yang berencana memindahkan pemakaman anggota keluarga mereka tiga tahun mendatang, sesuai peraturan tempat pemakaman, karena hasil tes keluar setelah pemakaman dan menunjukkan hasil negatif.

Jika hasil tes akurat bisa didapatkan lebih cepat, Imang menambahkan, petugas tidak perlu menghadapi "membludaknya" jumlah orang yang harus dimakamkan.

Pada tanggal 22 April misalnya, kata Imang, ia memakamkan sebanyak 24 orang dengan protap Covid-19 dalam satu hari.

Baca Juga: Mengenal Persahabatan Legenda NBA Dennis Rodman dan Diktator Kim Jong Un

Di awal hingga pertengahan April, jumlah yang dimakamkan sempat turun hingga ke 13 orang, ujarnya.

Dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, Imang mengatakan, waktu para petugas beristirahat hanyalah di sela-sela menunggu kedatangan ambulans.

Ia kadang bekerja lebih dari 12 jam sehari, bahkan hingga pukul 21.00 malam, tak peduli panas terik atau hujan.

"Selain tugas dan tanggung jawab, saya rasa ini adalah tugas mulia," pungkas Imang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI