Suara.com - Sahrul Ridha (40), petugas Instalasi Pemulasaran Jenazah (IPJ) RSPI Sulianti Saroso, menceritakan pengalamannya mengurus jenazah pasien positif Covid-19 atau yang meninggal dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Sahrul, dan dua petugas pemulasaran jenazah lain, adalah orang terakhir yang dapat melihat dan mengurus pasien yang meninggal, baik yang positif Covid-19 maupun PDP yang meninggal tapi belum dites atau mendapat hasil tes swab PCR.
Dia berharap tak ada lagi korban yang meninggal dalam status PDP, melihat kesedihan yang dialami keluarga yang ditinggalkan.
"Perasaan saya kadang terenyuh. Bagaimana jika itu terjadi sama saya?" ujar Sahrul dikutip dari BBC News Indonesia—jaringan Suara.com—Senin (27/4/2020).
Baca Juga: Mengenal Persahabatan Legenda NBA Dennis Rodman dan Diktator Kim Jong Un
"Sejak dirawat hingga meninggal, nggak ada satu pun anggota keluarga yang bisa melihat pasien."
Sejak kasus Covid-19 diumumkan pemerintah di bulan Maret, Sahrul setidaknya sudah mengurus 30 jenazah.
Puncaknya di bulan Maret, di mana ia pernah mengurus empat jenazah dalam sehari.
Menurut data Pemerintah Provinsi Jakarta, hingga 20 April 2020, lebih dari 1.200 orang sudah dimakamkan dengan protap Covid-19.
Dari jumlah itu, 331 orang meninggal positif Covid-19, sisanya belum diketahui apakah positif atau negatif (PDP).
Baca Juga: Senator AS: Saya Akan Terkejut jika Kim Jong Un Tidak Meninggal
Kekurangan Oksigen