Suara.com - Selama pemberlakuan jarak jauh pada masa pandemi Corona atau Covid-19, mayoritas pelajar mengeluhkan banyaknya tugas yang diberikan oleh guru dengan tenggat waktu yang singkat.
Pernyataan tersebut disampaikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merujuk dari hasil survei yang mereka lakukan kepada pelajar, selama pembelajaran jarak jauh.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti menjelaskan, survei itu melibatkan 1.700 pelajar mulai dari TK hingga SMA. Sebanyak 77,8 persen responden mengeluhkan kesulitan karena banyak tugas yang diberikan.
"Sebanyak 77,8 persen kesulitannya adalah tugas menumpuk karena seluruh guru memberikan tugas dengan waktu yang sempit. Sedangkan 37,1 persen responden mengeluhkan waktu pengerjaan tugas yang sempit, sehingga membuat siswa kurang istirahat dan kelelahan," kata Retno saat konferensi pers secara virtual, Senin (27/4/2020).
Baca Juga: Kak Seto: Banyak Anak-anak Mengalami Stres dan Tertekan Belajar dari Rumah
Kemudian Retno juga menemukan adanya 42,2 persen responden yang mengeluhkan soal kuota. Mereka sulit mengakses internet dikarenakan tidak memiliki kuota yang memadai.
Selain itu, ada pula pelajar yang masih tidak memiliki perangkat pendukung dalam menjalani pembelajaran jarak jauh seperti laptop atau komputer.
"15,6 persen responden tidak memiliki peralatan PJJ yang memadai seperti laptop atau handphone yang spesifikasi memadai untuk belajar daring," ujarnya.
Survei tersebut dilakukan mulai 13 April hingga 20 April 2020. 1.700 responden yang terlibat itu tersebar di 20 provinsi dan 54 kabupaten/kota.
Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dilakukan ketika adanya pandemi virus Corona (Covid-19). Demi memutus rantai penyebaran Covid-19, pemerintah meminta kepada seluruh masyarakat untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah.
Baca Juga: Guru Sumenep Tak Bisa Belajar Online: Kalau Ditelepon, Ortu Murid di Sawah