Suara.com - Pandemi virus corona covid-19 membuat sejumlah negara memberlakukan larangan untuk segala aktivitas yang melibatkan kelompok atau kerumuman orang, salah satunya peribadahan.
Komoro merupakan salah satu negara yang menerapkan kebijakan larangan aktivitas ibadah, khususnya selama Ramadan kali ini.
Mengutip laman Barrons, Senin (27/4/2020), pihak keamaan di Komoro menggunakan gas air mata untuk membubarkan warga yang nekat salat berjamaah di masjid-masjid.
Penyemprotan gas air mata di masjid-masjid yang terjadi di kawasan pulau Anjouan pada Sabtu (25/4) malam.
Baca Juga: Sembuh dari COVID-19, PM Inggris Boris Johnson Didesak Longgarkan Lockdown
Menurut AFP, seorang saksi menyebut para jamaah langsung berlarian keluar dari masjid ketika gas air mata ditembakkan.
"Orang-orang terluka, kebanyakan dari mereka melarikan diri melalui jendela, ada yang mengalami patah kaki," kata saksi.
"Bahkan pagi ini masih ada bagus gas di daerah itu," imbuhnya.
Insiden ini mendapatkan kecaman dari kelompok oposisi Dewan Transisi Nasional Komoro.
Menurut mereka, tentara Assoumani kerap bertindak di luar batas, salah satunya menggunakan gragat gas air mata dan senjata api terhadap peserta demonstrasi dami dengan alasan memerangi wabah.
Baca Juga: Detik-detik Gereja Basilea Christ Cathedral Serpong Kebakaran
Presiden Komoro Azali Assoumani menerapkan kebijakan jam malam guna menekan sebaran Covid-19, meski negara kepulauan Samudra Hindia ini merupakan satu di antara dua negara di Afrika yang belum mencatat adanya infeksi virus corona.
Lebih lanjut dijelaskan, Komoro merupakan negaradi Afrika Timur yang penduduknya di dominasi oleh muslim. Menurut Bank Dunia, 40 persen warga Komoro hidup dalam kemiskinan.