Suara.com - Akibat pandemi virus corona, sekelompok siswa asal Belanda harus berlayar dari Karibia, mengarungi samudra Atlantik sebelum akhirnya tiba di kampung halaman mereka, Belanda.
Melansir dari Reuters, 25 siswa sekolah menengah atas tersebut mulanya tengah mengikuti program studi berlayar menggunakan kapal pinisi bernama Wylde Swan buatan tahun 1920.
Ketika program berlayar selama 6 minggu tersebut berakhir, para siswa harusnya pulang ke Belanda menggunakan perjalanan udara melalui Kuba. Namun rencana ini gagal setelah akses ditutup akibat karantina.
Akhirnya, panitia terkait pun memutuskan untuk pulang dengan menggunakan kapal pinisi tersebut. Adapun perjalanan pulang yang harus mereka tempuha adalah sejauh 7 ribu kilometer dan memakan waktu selama 5 minggu.
Baca Juga: Alhamdulillah, Tak Ada Lagi Kasus Corona Baru di Bekasi Sejak 22 April
"Kita harus belajar beradaptasi, karena kita tidak punya banyak pilihan," kata Anna Maartje, salah seorang siswa yang ada di dalam kapal.
"Yang kupikirkan pertama kali adalah, bagaimana aku bisa melakukan ini dengan pakaian yang aku punya, dan apakah di kapal ada persediaan makanan yang cukup," ujar dia.
Guna melancarkan misinya, rombongan yang terdiri dari 12 pelaut profesional, tiga guru, dan 25 murid ini membeli persediaan seperti makanan dan pakaian di pulau Saint Luca.
Saat sampai di Azores, di lepas pantai Portugal, rombongan ini tidak diizinkan meninggalakan kapal oleh otoritas setempat.
Meski tak mudah untuk hidup bersama 40 orang ditempat yang kecil dan minim privasi, namun para siswa tetap menikmati perjalanan berlayar ini.
Baca Juga: Bus Penumpang Terhantam Corona, Rumah Makan Ikut Sepi Hingga Gulung Tikar
Seorang siswa, Lotte, mengatakan ia menghabiskan waktu dengan belajar dan bermain game. Pun dirinya memiliki tugas mengawasi sekitar mulai dari pukul 3 pagi hingga 6 sore.