Curahan Hati Para Relawan dalam Memutus Rantai Wabah Covid-19

Senin, 27 April 2020 | 04:50 WIB
Curahan Hati Para Relawan dalam Memutus Rantai Wabah Covid-19
Seorang relawan Palang Merah Kenya memberikan edukasi soal cuci tangan di Nairobi. [Georgina Smith/Al Jazeera]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Selain pesan kesehatan soal cuci tangan dan physical distancing, masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi soal informasi-informasi yang salah dan palsu.

Selain berkembang secara mulut ke mulut di masyarakat, informasi salah dan hoaks terkait Covid-19 juga berkembang subur di media sosial.

Pemimpin gerakan digital #Defyhatenow, Nelson Kwaje, bersama timnya kini berfokus menghalau infromasi palsu yang tersebar di media sosial, seperti soal 'ramuan' penangkal virus Covid-19 yang berasal dari air rebusan lemon dan bawang atau minum teh tanpa gula.

"Kami ingin meluruskan informasi yang salah, sekaligus melatih warganet supaya lebih cerdas mendeteksi hoaks, serta berpikir kritas dengan mempertanyakan berbagai hal," kata Kwaje.

Baca Juga: Bikin Geger Warga Tanjung Priok, Ternyata Nasi Anjing Isinya Halal

Kekerasan berbasis gender

Pandemi virus corona juga membawa imbas dari sisi kasus kekerasan berbasis gender. Disebutkan, karantina wilayah hingga pembatasan jam malam di Kenya membuat angka kasus kekerasan mengalami lonjakan selama wabah Covid-19.

Direktur Eksekutif di Pusat Pemulihan Kekerasan Gender (GVRC) Alberta Wambua, mengatakan ada 363 kasus kekersasan berbasis gender baru yang terjadi di Maret. Angka ini mengalami kenaikan daeri 290 kasus di bulan Januari.

"Kami ragu bahwa para korban telah dapat mengakses perawatan medis," kata Wambua.

Beberapa kekerasan. sambung Wambua, terjadi akibat adanya permasalahan yang berakar pada tekanan ekonomi, seperti kehilangan pekerjaan dan tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari karena adanya wabah pandemi ini.

Baca Juga: Ibu dan Dua Anaknya Positif Corona Berpelukan di Ambulans, Tertular Ayah

Hingga Sabtu (26/4), menurut perhitungan Universitas Johs Hopkins, Kenya memiliki 336 kasus virus corona, dengan 14 kasus kematian dan 94 pemulihan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI