Suara.com - Warga Pakistan seakan-akan mengabaikan pandemi virus Corona Covid-19 dengan tetap berkerumun di pasar dan Masjid saat menjalani hari pertama Ramadan, Sabtu (25/4/2020).
Dilansir dari AFP, Minggu (26/4/2020), fenomena itu merupakan buah dari ketidaktegasan Perdana Menteri Imran Khan dalam penanganan pandemi Covid-19.
Setelah sempat menyebut Pakistan tak memiliki anggaran untuk menerapkan lockdown, Imran Khan dikritik lantaran 'tunduk' terhadap tekanan ulama setempat.
Tekanan dari para ulama, membuat pemerintah Pakistan mengizinkan salat berjamaah dilakukan setiap hari, kendati tetap meminta masyarakat menerapkan social distancing.
Baca Juga: Legenda NBA Dennis Rodman Harap Kabar Kim Jong Un Sakit Keras Tidak Benar
Zafar Mirza, penasihat khusus perdana menteri bidang kesehatan, merasa prihatin dengan kondisi yang ada.
Pasalnya masyarakat tak hanya berkerumun untuk menunaikan shalat, melainkan juga di pasar-pasar.
"Ini bertentangan dengan pedoman dan arahan yang ada," kata Zafar, Minggu (26/4/2020).
"Pakistan sedang melewati fase yang sangat penting dan jika kita tidak mengambil tindakan pencegahan, wabah ini akan melonjak dengan sangat cepat," tambahnya.
Lebih parah, ketidakjelasan arahan pemerintah membuat masyarakat Pakistan turut abai dalam menegakkan aturan social distancing dan penerapan masker.
Baca Juga: 5 Tips Puasa Petinju Muhammad Ali Bagi Penderita Diabetes Ditengah Corona
Seperti yang disampaikan Muneeb Khan, yang mengaku sudah muak menggunakan masker dan sarung tangan untuk pencegahan infeksi Corona Covid-19.
"Berapa lama kita akan memakainya? Saya bosan, sekarang tergantung pada suasana hati saya, kadang-kadang saya memakainya dan kadang tidak," kata Muneeb saat berbelanja di apotek.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengingatkan Pakistan bahwa tanpa intervensi yang efektif, kasus Covid-19 di sana bakal melonjak hingga 200 ribu pada pertengahan Juli 2020.
"Dampak terhadap ekonomi bisa sangat menghancurkan, menggandakan jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Kita harus bertindak dalam solidaritas, dengan pendekatan yang terkoordinasi dan koheren."
Berdasarkan data update virus Corona dari Worldometers, Minggu (26/4/2020), kasus positif Corona di Pakistan mencapai 12.373 kasus, dengan angka kematian sebanyak 269 jiwa.