Suara.com - Gonjang-ganjing tentang kondisi kesehatan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un terus beredar. Belakangan, Kim Jong-un dirumorkan sudah tutup usia.
Tapi jauh sebelum dirumorkan meninggal dunia, kondisi pria berbadan tambun itu memang tengah menjadi sorotan usai menjalani operasi jantung beberapa waktu lalu.
Publik pun seakan liar menebak, siapa yang akan memimpin negeri yang sangat tertutup dan misterius itu jika sang pemimpin mangkat.
Kabar yang beredar menyebutkan bahwa adik perempuan Kim yaitu Kim Yo-jong diprediksi akan menjadi suksesor sang kakak bila skenario terburuk terjadi.
Baca Juga: Fakta-fakta Kim Yo Jong, Senjata Memesona dari Korea Utara
Namun, publik justru dibuat ketakutan jika perempuan berusia 31 tahun itu memimpin Korea Utara, apa alasannya?
Menurut sejumlah pihak, wanita kelahiran 26 September 1988 itu bisa lebih tegas dari Kim Jong-un yang dikenal sudah sangat brutal terhadap orang-orangnya sendiri.
Tak tanggung-tanggung, belum juga memimpin Korea Utara, Kim Yo-jong sudah mendapat julukan sebagai ratu eksekusi. Apa jadinya ketika dia berkuasa?
Profesor Natasha Lindstaedt, kepada Daily Mirror pada Sabtu (25/4/2020) menyatakan bahwa gender tak menjadi penghalang untuk menjadi 'tiran baru' di Korea Utara.
Pakar politik itu menyebut bergabungnya Kim Yo-jong sebagai pimpinan Korut menjadikan tradisi keluarga Kim Il-sung memimpin Korut sejak 1948 terus terjaga.
Baca Juga: Virus Corona Sudah Masuk Korea Utara?
"Saya tidak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya jika dia memegang kekuasaan," kata Lindstaedt.