Cerita Tuti, Janda Anak Tiga yang Terjebak di Ibu Kota karena Corona

Jum'at, 24 April 2020 | 21:17 WIB
Cerita Tuti, Janda Anak Tiga yang Terjebak di Ibu Kota karena Corona
Tuti dan anaknya sedang berada di Stasiun Pasarsenen. [Suara.com/Fakhri Fuadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wajah Tuti lesu sambil membawa ransel besar berwarna kuning saat ditemui Suara.com di Stasiun Pasar Senen pada Jumat (24/4/2020) siang. Ia duduk terpisah bersama anak ketiganya berjarak dua kursi karena physical distancing.

Janda tiga anak yang berpisah dengan suaminya sejak tahun 2016 ini ternyata tengah dihantui ketidakpastian akan tujuan ke mana kakinya harus melangkah. Pandemi Corona ternyata merupakan penyebabnya. Belakangan, memang pemerintah telah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang kemudian dilanjutkan dengan larangan mudik.

Sambil memperbaiki bagian tudung pada kerudung kuningnya, ia bercerita mengenai perjalanan panjangnya hingga berakhir di Stasiun Pasar Senen. Singkat cerita, Tuti ingin menjemput anak bungsunya yang bersekolah di salah satu pesantren di Brebes, Jawa Tengah. Setelah ditemui, ia lalu membawa puteranya itu ke Jakarta.

Tuti mengaku sudah sering kali berkelana dengan tujuan mencari kesembuhan. Tak dijelaskan secara rinci mengenai penyakitnya, tapi itu sering kali membuatnya tak bisa berjalan.

Baca Juga: Jadwal Kereta Dibatalkan, Masyarakat Kembalikan Tiket Mudik Lebaran

"Kan pesantren anak saya libur (karena), Corona. Saya bawa ke Jakarta. Memang dari 2016, saya sudah berkelana mencari kesembuhan," ujar Tuti di Stasiun Pasar Senen.

Sampai di Jakarta beberapa pekan lalu, Tuti memutuskan menginap di indekos anak pertamanya di Kawasan Pancoran. Namun setelah menginap sepekan, ia diminta untuk keluar oleh sang pemilik kos.

"Sama bapak kosnya enggak boleh nginep lama-lama," jelasnya.

Setelahnya, ia berpikiran untuk pergi ke Pekalongan, Jawa Tengah menemui seseorang yang disebut "beliau" yang belakangan diketahui bernama Wali Kutub. Tanpa persiapan, ia mencoba pergi ke tempat "beliau".

"Masa enggak tahu beliau? Beliau kan bisa ngobatin segala penyakit. Penyakit lahir batin," tuturnya.

Baca Juga: Mudik Dilarang, KAI Batalkan Perjalanan Kereta Jarak Jauh Mulai 24 April

Karena sudah sore hari dan butuh tempat bermalam, ia mencari kantor polisi. Tapi ia tak bisa menemukannya dan justru berakhir di sebuah mushola di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

"Saya izin sama securitynya mau ziarah katanya boleh. Terus saya tidur di mushola di taman makam pahlawan," kata Tuti.

Setelah itu, ia akhirnya mendatangi kantor Polres Sawah Besar, Jakarta Pusat. Tuti lantas direkomendasikan untuk tinggal di panti milik Dinas Sosial.

Keinginan Tuti bukanlah tinggal di panti. Ia ingin menuju Pekalongan. Setelah tak mendapatkan kepastian soal pemulangan ke Pekalongan, ia hanya menginap semalam dan lalu pergi.

"Ada beberapa lelaki di Dinas Sosial mereka dipulangin ke daerahnya. Saya dikasih tinggal emang semalam, tapi kan saya minta tolongnya ke Pekalongan," katanya.

Kamis (23/4/2020) malam, dia akhirnya mendatangi Stasiun Juanda. Ternyata, stasiun ini tak menyediakan jadwal pemberangkatan ke Pekalongan hari itu. Tak tahu harus ke mana, ia menginap di Stasiun Juanda bersama anak ketiganya itu. Keesokan harinya, Jumat (24/4/2020), ia menuju ke Stasiun Pasar Senen dengan tujuan yang sama.

Tapi ternyata nasib berkata lain. Hari itu merupakan hari pertama pelarangan mudik dari Presiden Joko Widodo. Jadilah Tuti dan anaknya kebingungan terjebak corona di ibu kota.

"Enggak tahu nih saya juga bingung mau ke mana. Di sini enggak boleh lagi kereta. Nanti coba cari dulu ada gimana biar ke tempat beliau," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI