Suara.com - Kondisi kota Manaus di Brasil layaknya 'Film Horor' lantaran begitu banyaknya korban meninggal akibat wabah virus Corona Covid-19.
Tingkat rata-rata kematian yang terus meninggkat dari 20 korban meninggal perhari menjadi 100 orang sejak kasus petama dilaporkan pada 13 Maret lalu, membuat sistem kesehatan kota Manaus ambruk.
Dilansir Barrons.com, Jumat (24/4/2020), mayat-mayat terlihat menumpuk di truk pendingin yang terparikir di depan rumah sakit.
Mereka kekurangan jumlah tenaga medis, di samping harus berkejaran dengan waktu lantaran raungan buldoser penggali kuburan masal terus menerus berbunyi.
Baca Juga: Raja Salman: Menyakitkan Saat Menyambut Ramadan Tanpa Salat di Masjid
Manaus yang merupakan ibu kota negara bagian Amazonas kini tercatat sebagai kota dengan tingkat kematian akibat virus Corona tertinggi di Brasil.
Perkataan Walikota Virgilio Neto kepada AFP, bisa menjadi gambaran bagaimana frustasi dan mencekamnya kota Manaus dalam menghadapi pandemi Covid-19.
"Itu adalah adegan dari film horor. Kami tidak lagi dalam keadaan darurat tetapi lebih dari bencana absolut," Virgilio Neto.
"Orang-orang sekarat di rumah, beberapa mungkin karena mereka tidak mendapat perawatan medis," tambahnya.
Amazonas menjadi negara bagian kelima dengan jumlah kasus kematian tertinggi di Brasil. Hingga Selasa (21/4/2020), terdapat 2.479 kasus dengan jumlah kematian mencapai 207 orang.
Baca Juga: Dikecam! Donald Trump: Suntikkan Disinfektan ke Tubuh, Pasien Corona Sembuh
Namun Manaus selaku ibukota Amazonas dengan populasi 1,7 juta orang, memiliki tingkat kematian tertinggi dari 27 ibukota negara bagian di Brasil.
Krisis kesehatan yang terjadi di Manaus dan kota-kota Brasil lainnya, banyak diduga berkaitan dengan sikap pemerintah negara tersebut di awal-awal menangani pandemi Covid-19.
Presiden Jair Bolsonaro bahkan meniru pendekatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan menyebut virus Corona sebagai flu biasa.
Merujuk data Worldometers, Brasil telah mencatatkan 50 ribu lebih kasus infeksi virus Corona, dengan jumlah kematian menembus angka 3.331 orang.