Takut Sakit, Presiden Tajikistan Ajak Rakyat Tidak Puasa Ramadan

Jum'at, 24 April 2020 | 17:56 WIB
Takut Sakit, Presiden Tajikistan Ajak Rakyat Tidak Puasa Ramadan
Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Presiden Republik Tajikistan Emomali Rahmon di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (1/8).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pidato kenegaraan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon tengah memantik sorotan. Pasalnya, Rahmon menyerukan agar umat Islam di negaranya tidak usah menjalankan puasa Ramadan.

Rahmon mengatakan ajakan itu beralasan. Dia hanya ingin agar warga Tajikistan yang berjumlah 8 jutaan itu bisa tetap sehat dan bisa bekerja. Seruan ini menanggapi mewabahnya kasus corona di sana.

Sejauh ini, negara sempalan Uni Sovyet di kawasan Asia Tengah itu mengaku belum mencatat satupun warganya terinfeksi corona. Namun, sebagai ancang-ancang, Rahmon mengajak rakyatnya tak puasa Ramadan.

Kata dia, puasa hanya akan membuat orang lebih gampang sakit terhadap infeksi dan penyakit menular seperti corona, makanya dia menganjurkan tak usah.

Baca Juga: Pemerintah Tajikistan Desak Petani Tunda Puasa Ramadhan di Tengah Pandemi

“Meskipun penyakit ini tidak terdaftar di negara kita, ini tidak berarti bahwa kita harus ceroboh dan duduk diam,” sebut Rahmon dalam pernyataannya seperti dikutip Hops.id--jaringan Suara.com--dari AFP, Jumat (24/4/2020).

Walau mengklaim tidak memiliki kasus corona, Tajikistan sejauh ini memang menutup wilayah-wilayah perbatasan dan mengambil langkah-langkah lain termasuk menutup masjid untuk mencegah penyebaran virus corona.

Mengutip otoritas keagamaan pro-pemerintah Tajikistan, sang presiden lagi-lagi menegaskan puasa dapat membahayakan petani, peternak, dan mereka yang bekerja keras. Sekadar diketahui, 65 persen warga Tajikistan memang berprofesi sebagai petani dan peternak.

“Saya mendesak semua orang yang bekerja di ladang, atas nama kesehatan mereka dan keluarga mereka, memastikan kesejahteraan rumah tangga mereka, untuk menggunakan dispensasi ini dan menunda atau tidak puasa sampai waktu yang lebih baik,” kata Rahmon.

Selain itu, pidato sambut Ramadan yang disampaikan Presiden Tajikistan juga menyinggung pada keamanan pangan di sana. Sebab, walau tak ada kasus corona di sana, mereka sudah kena dampak ekonomi yang cukup parah.

Tajikistan sejauh ini tengah menderita masalah mata uang asing untuk membayar impor – termasuk beberapa bahan makanan–-karena pengiriman uang dari buruh migran di Rusia merosot akibat pandemi.

Baca Juga: Peduli Setan Virus Corona, Tajikistan dan Burundi Tetap Gelar Liga Domestik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI