Dua CEO Mundur Dari Istana, PKS: Yang Salah Bukan Prajurit Tapi Jenderalnya

Jum'at, 24 April 2020 | 13:43 WIB
Dua CEO Mundur Dari Istana, PKS: Yang Salah Bukan Prajurit Tapi Jenderalnya
Anggota Komisi II DPR Fraksi PKS Mardani Ali Sera. [Suara.com/Novian Ardiansyah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi II DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengapresiasi langkah pengunduran diri Andi Taufan Garuda Putra sebagai staf khusus "milenial" Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Diketahui Andi yang merupakan Chief Executive Officer (CEO) PT Amartha Mikro Fintek membuat polemik terkait surat edaran berkop Sekretariat Kabinet yang ditunjukan kepada para camat.

Kendati mengapresiasi, Mardani meminta perlunya kejelasan apakah pengunduran diri Andi dilakukan atas kesadaran sendiri atau karena adanya tekanan.

"Pertama, apresiasi. Kedua, perlu dicek apakah ada tekanan," ujar Mardani kepada wartawan, Jumat (24/4/2020).

Baca Juga: Keluar dari Stafsus Milenial, Jokowi Pahami Masalah Andi Taufan

Lebih dari itu, Mardani memandang ada kesalahan dalam pengangkatan stafsus milenial. Sebab dalam satu pekan terakhir ada dua stafsus milenial yang mengundurkan diri, yakni pertama dilakukan oleh Adamas Belva Devara, CEO Ruangguru.

"Ketiga, ini menunjukkan bahwa pengangkatan stafsus punya banyak catatan. Sudah dua yang mundur. Bisa jadi ada lagi. Komen saya, yang salah bukan prajurit tapi jenderalnya. Pak Presiden perlu bertanggung jawab pada pembinaan stafsusnya," ujarnya.

Sebelumnya, Mardani pernah merespon ihwal kesalahan yang dilakukan Andi lewat surat edaran kepada para camat. Menurutnya, stafsus milenial memang punya potensi. Namun, jika tidak dibina dengan benar maka akan terus melakukan kesalahan dalam pemerintahan Jokowi.

Untuk itu, ia meminta agar ada pembinaan dan pengarahan kepada para stafsus agar fungsi mereka tidak hanya menjadi pajangan semata.

"Stafsus ini punya potensi. Anak muda luar biasa. Mesti dibina dan diarahkan jangan dijadikan pajangan. Nanti akan melakukan kesalahan yang sejenis," kata Mardani kepada wartawan, Selasa (14/4/2020).

Baca Juga: Andi Susul Belva Mundur dari Stafsus: Saya Banyak Kekurangan, Mohon Maaf

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, beredar surat bertanda tangan Staf Khusus Presiden RI Andi Taufan Garuda Putra kepada para camat seluruh Indonesia untuk bekerja sama dengan dalam program Relawan Desa Lawan Covid-19.

Dalam surat yang berkop Sekretariat Kabinet Republik Indonesia itu, Andi mencantumkan PT Amartha Mikro Fintek untuk turut bekerja sama dalam program penanggulangan Covid yang diinisiasi oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

PT Amartha adalah perusahaan di bidang pinjaman dana kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di mana Andi menjadi CEO-nya.

Melalui keterangan dalam surat tersebut, Andi menuliskan bahwa petugas lapangan Amartha akan berperan aktif memberikan edukasi kepada masyarakat.

Selain itu, PT Amartha akan melakukan pendataan kebutuhan APD di Puskesmas atau layanan kesehatan desa, dan memenuhi jalur donasi.

Surat edaran tertanggal 1 April 2020 itu menyebut akan menjalankan program kerjasama untuk wilayah Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI