Suara.com - Doa salat dhuha lengkap yang diamalkan memiliki banyak banyak keutamaan. Salat dhuha dua rakaat pahalanya senilai 360 sedekah.
Anjuran untuk melakukan ibadah salat dhuha terdapat dalam hadist yang diungkapkan oleh Abu Hurairah, seperti dikutip dari Portalsatu -- jaringan Suara.com, Jumat (24/4/2020).
"Rasulullah SAW berwasiat kepadaku tiga perkara agar jangan ditinggalkan puasa tiga hari tiap bulan, dua raka’at duha dan Witir sebelum tidur."
Berikut ini niat, tata cara dan doa setelah salat dhuha yang dirangkum Suara.com dari berbagai sumber.
Baca Juga: 11 Bacaan Surat Pendek untuk Salat Tarawih dan Witir
Niat Salat Dhuha
Ushalli sunnatad dhuh rak‘ataini lillhi ta‘l
Artinya: Aku menyengaja sembahyang sunnah Dhuha dua rakaat karena Allah SWT.
Tata Cara Salat Dhuha
Sholat Dhuha dilakukan pada waktu matahari sedang naik. Sekira cuacanya berhalangan adalah lebih mudah dengan merujuk kepada takwim waktu salat.
Baca Juga: Habis Bersetubuh Menjelang Imsak, Mandi Wajib atau Makan Sahur Dulu?
Waktu paling afdal melakukan salat sunnah dhuha adalah saat matahari naik, tinggi 7 hasta atau 3 meter.
Seperti tertulis dalam hadis dari Zaid bin Arqam r.a. berkata: "Nabi saw keluar menuju tempat Ahli Quba, di kala itu mereka sedang mengerjakan salat Dhuha".
Sholat Dhuha boleh dilakukan sekurang-kurangnya dua rakaat hingga 12 rakaat. Tetapi yang paling banyak dikerjakan oleh Rasulullah ialah delapan rakaat.
Doa salat dhuha
Bacaan doa salat dhuha, apabila dua rakaat surat yang dianjurkan dibaca:
Ayat al-Kursi 10 kali dan Al-Ikhlas 10 kali atau surat As-Syams dan Ad-Dhuha. Atau surat Al-lail dan Al-Insyirah.
Sedangkan sholat dhuha lebih daripada 4 rakaat:
Salat pertama dianjurkan membaca surat As-Syams dan Ad-Dhuha. Sedangkan sholat seterusnya lebih diutamakan surah al-Kafirun dan Al-Ikhlas.
Doa setelah Sholat Dhuha
Dilansir dari NU Online, berikut doa yang dianjurkan dibaca sesudah Sholat Dhuha yang ditulis oleh Alhafiz K:
Allâhumma innad dhuhâ’a dhuhâ’uka, wal bahâ’a bahâ’uka, wal jamâla jamâluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ‘ishmata ishmatuka. Allâhumma in kâna rizkî fis samâ’i, fa anzilhu. Wa in kâna fil ardhi, fa akhrijhu. Wa in kâna mu‘siron, fa yassirhu. Wa in kâna harâman, fa thahhirhu. Wa in kâna ba‘idan, fa qarribhu bi haqqi dhuhâ’ika, wa bahâ’ika, wa jamâlika, wa quwwatika, wa qudratika. Âtinî mâ âtaita ‘ibâakas shâlihîn.
Allâhumma bika ushâwilu, wa bika uhâwilu, wa bika uqâtilu. Rabbighfir lî, warhamnî, watub ‘alayya. Innaka antat tawwâbur rahîm. 40 atau 100 kali.
Artinya: Tuhanku, sungguh waktu dhuha adalah milik-Mu. Yang ada hanya keagungan-Mu. Tiada lagi selain keindahan-Mu. Hanya ada kekuatan-Mu. Yang ada hanya kuasa-Mu. Tidak ada yang lain kecuali lindungan-Mu. Tuhanku, kalau rezekiku di langit, turunkanlah. Kalau berada di bumi, keluarkanlah. Kalau sulit, mudahkanlah. Kalau haram, gantilah jadi yang suci. Bila jauh, dekatkanlah dengan hakikat dhuha, keagungan, kekuatan, kekuasaan-Mu.
Tuhanku, berikanlah aku apa yang Kau anugerahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh. Tuhanku, dengan-Mu aku bergerak. Dengan-Mu aku berusaha. Dengan-Mu, aku berjuang. Tuhanku, ampunilah segala dosaku. Turunkan rahmat-Mu kepadaku. Anugerahkanlah tobat-Mu untukku. Sungguh Engkau maha penerima tobat, lagi maha penyayang.” Wallahu a‘lam.