Perangi Pandemi COVID-19, Australia Desak G20 Tutup Pasar Hewan Liar

Kamis, 23 April 2020 | 19:06 WIB
Perangi Pandemi COVID-19, Australia Desak G20 Tutup Pasar Hewan Liar
Virus Corona Covid-19 masih menjadi momok di China, dengan jumlah korban terus mengalami peningkatan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Australia mendesak negara-negara anggota G20-- kelompok 20 ekonomi utama yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian besar dunia plus Uni Eropa-- untuk menutup pasar hewan liar karena dinilai berisiko tinggi terhadap kesehatan manusia.

Dilansir dari BBC, Kamis (23/4/2020), Menteri pertanian David Littleproud mengklaim telah menyampaikan permintaan itu kepada pejabat negara-negara G20.

Desakan Australia terkait penutupan 'Pasar Basah' mengacu pada pandemi virus Corona atau Covid-19 yang tengah melanda dunia.

Pasar hewan liar di Wuhan, China, digadang-gadang sebagai sumber penularan awal Covid-19 yng kini menimbulkan krisis kesehatan global.

Baca Juga: Jubir COVID-19 Yuri: Tak Ada Untungnya Pemerintah Memanipulasi Data

Logo G20 dari kejauhan [AFP]
Logo G20 dari kejauhan [AFP]

"Pasar basah seperti pasar ikan di Sydney itu aman. Tapi, ketika Anda menambah hewan liar, satwa liar hidup, satwa eksotis, itu menimbulkan risiko kesehatan," ujar David Littleproud dilansir BBC, Kamis (23/4/2020).

"Dan pada kenyataannya, China sendiri melaporkan ini ke Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, bahwa itu (pasar basah) adalah penyebab Covid-19," tambahnya.

Pasar basah atau pasar hewan liar tersebar diberbagai penjuru dunia, dengan Wuhan, China menjadi lokasi paling terkenal lantaran disebut sebagai sumber virus Corona.

Selain China, Indonesia juga tercatat memiliki pasar basah yang menjual berbagai hewan liar seperti kelelawar, ular, anjing, hingga tikus. Pasar itu terletak di Tomohon, Manado, Sulawesi Utara.

Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]
Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga menegaskan jika virus corona murni berasal dari hewan dan bukan hasil manipulasi atau hasil buatan di sebuah laboratorium. Dilansir Reuters, Selasa (21/4/2020), WHO kembali memastikan jika virus corona berasal dari kelelawar di China yang mulai merebak akhir tahun lalu.

Baca Juga: WHO: Virus Corona akan Ada dalam Waktu yang Lama

"Semua bukti yang ada menunjukkan jika virus (corona) murni berasal dari hewan dan bukan virus yang dibuat atau dimanipulasi di dalam sebuah laboratorium atau tempat lain," tegas juru bicara WHO Fadela Chaib dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI