Bagi Maxwell, tidak adanya penerus KIm Jong Un jelas dapat menyebabkan keruntuhan rezim yang harus direspon pemerintah AS dan Korea Selatan.
Ia mengaku juga telah memberi peringatan kepada para pemimpin senior tentang hal ini.
"Korea Selatan, Cina, dan Jepang (melalui kapal) akan berurusan dengan arus pengungsi skala besar," kata Maxwell.
Ia menambahkan, "Unit Tentara Rakyat Korea Utara akan bersaing untuk mendapatkan sumber daya dan bertahan hidup. Ini akan menyebabkan konflik internal antar unit dan dapat meningkat menjadi perang saudara yang meluas".
Baca Juga: Kemenhub Sebut Batas Larangan Mudik Paling Lambat Hingga 15 Juni 2020
Meskipun jika terjadi perang saudara di Korut, militer di sana tetap akan terus berjuang untuk membela negara.
“Karena Korea Utara adalah Dinasti Gerilya yang dibangun di atas mitos perang partisan anti-Jepang yang akan melawan intervensi asing di luar negeri termasuk Korea Selatan," ujar Maxwell.
Masalah semakin rumit, karena AS dan Korsel juga harus mengamankan senjata nuklir, kimia, biologi dan lainnya yang dimiliki Korea Utara.
Letjen Chun In-Bum sebagian besar mendukung prediksi Maxwell. Tapi dia tidak yakin nantinya militer AS-Korea Selatan bakal diterjunkan.
"Apa yang akan kita lakukan? Berbaris di sana? Biarkan orang Cina melakukannya,” kata Chun.
Baca Juga: Ternyata, Anggaran Kartu Prakerja Disunat Gara-gara Covid-19
"DPRK adalah negara berdaulat. Siapa pun yang masuk ke sana, termasuk orang Cina, akan gila. ROK-AS memiliki rencana buruk dengan asumsi buruk. Itu akan membawa kita ke perang nuklir," imbuhnya.