Lonjakan Kasus Covid-19 Baru di AL, Taiwan Masih Bimbang Lockdown

Kamis, 23 April 2020 | 15:42 WIB
Lonjakan Kasus Covid-19 Baru di AL, Taiwan Masih Bimbang Lockdown
Kota Taipei, Taiwan (Arendya/Suara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terkait dengan adanya lonjakan angka kasus Covid-19 yang menginfeksi personel angkatan laut (AL) Taiwan, membuat pemerintah mulai menimbangkan opsi lockdown.

Melansir dari Channel News Asia, ada 29 kasus covid-19 baru yang menginfeksi personel angkatan laut Taiwan yang tergabung dalam misi persahatan di negara kepulauan Palau.

Walikota Taipei, Ko We-je pada Rabu (23/4), mengatakan para pejabat, pekan depan rencananya akan segera mengadakan perundingan terkait simulasi lockdown ibu kota. Namun tak memberi rincian lebih lanjut soal perundingan dan lockdown ini. 

"Menutup sebuah kota bukanlah hal yang mudah," kata Ko We-je. Hal ini akan sulit dilakukandi Taipei, mengingat kota ini merupakan rumah bagi para parlemen dan kantor pusat dari pemerintahan.

Baca Juga: Banding Ditolak, Pembunuh dan Pemerkosa Gadis Baduy Tetap Dihukum Mati

Kota New Taipei yang berada di gugus luar ibu kota sebelumnya telah mengadakan latihan lockdown. Sementara kota pelabuhan Kaohsiung juga berencana melakukan hal yang sama.

Sementara, pihak pemerintah pusat malah menyatakan opsi lockdown belum dipertimbangkan secara serius untuk saat ini.

Senada, Menteri Kesehatan Chen Shih-chung pada pekan lalu mengatakan lockdown masih belum akan dilakukan. Hal ini berkaca pada angka sebaran kasus virus corona yang ada di Taiwan. 

"Semua orang harus berhati-hati, tapi pemerintah belum akan melakukan lockdown," kata dia.

Menyoal kasus infeksi virus corona yang ada di angkatan laut, wakil presiden terpilih, William Lai melalui akun facebook pribadinya, mengimbau masyarakat agar tenang.

Baca Juga: Sambut Ramadan, Lima Masjid Besar di Jogja Tak Selenggarakan Salat Tarawih

Penanganan kasus Covid-19 di angkatan laut sudah baik, "tolong jangan khawatir," kata William Lai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI