Jokowi Nilai Lockdown Tidak Efektif, Vietnam Berikan Bukti Ini

Kamis, 23 April 2020 | 12:07 WIB
Jokowi Nilai Lockdown Tidak Efektif, Vietnam Berikan Bukti Ini
Sebuah poster peringatan tentang penyakit COVID-19 di Hanoi.[Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Baru-baru ini Presiden Jokowi mempertanyakan perihal penerapan kebijakan lockdown yang kurang efektif. Bahkan pertanyaan Presiden Indonesia Ke-7 ini hingga mengundang respons jurnalis asing Max Walden.

Ia kemudian menyebutkan Vietnam sebagai salah satu negara yang menerapkan lockdown mampu bangkit dari serangan pandemi Covid-19 ini.

"Vietnam yang GDP [Gross Domestic Product] per-kapitanya lebih rendah dari Indonesia dengan sigap menerapkan lockdown yang ketat sehingga hasilnya saat ini mereka perlahan sudah kembali pulih," kata Max lewat akun Twitter-nya @maxwalden_.

Menurut WHO, Vietnam merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang paling sigap untuk melawan virus corona ini. Virus corona pertama kali muncul di Vietnam pada tanggal 23 januari di Kota Hi Chi Minh.

Baca Juga: Vietnam Sediakan ATM Beras Gratis untuk Warga Kurang Mampu

Seminggu setelahnya, pada 1 Februari, pemerintah mengumumkan corona sebagai sebuah epidemi. Kemudian, pada 13 Februari, Kementerian Kesehatan memerintahkan 10.600 penduduk Son Loi untuk tidak bepergian dan diawasi selama 20 hari.

Pada awal April, Pemerintah Vietnam secara resmi berlakukan langkah pembatasan, mengharuskan orang untuk tinggal di rumah kecuali untuk keadaan darurat atau untuk membeli makanan dan menjaga jarak setidaknya 2 meter

Vietnam kemudian langsung melarang wisatawan atau warga negara asing dari China dan Korea Selatan masuk ke negara tersebut. Termasuk warga Iran dan Italia yang datang juga harus menjalankan karantina selama 14 hari terlebih dahulu sebelum masuk Vietnam.

Melansir Asia.nikkei.com, Ha Giang, yang terletak di dekat perbatasan China,  langsung mengumumkan lockdown untuk mencegah penyebaran penyakit dari seorang pasien yang dikonfirmasi pada 8 April. 

Kemudian di kota Hanoi, Provinsi Bac Ninh, Provinsi Ha Giang dan Kota Ho Chi Minh akan mempertahankan beberapa pembatasan kegiatan. Hanya di beberapa bagian kota Hanoi yang ditetapkan sebagai berisiko tinggi, langkah-langkah penjagaan sosial penuh tersebut akan tetap berlaku hingga 30 April.

Baca Juga: Akhiri Wabah Covid-19, Pemerintah Minta Masyarakat Tiru Vietnam

Bagi warga yang melanggar kebijakan tersebut, akan dikenakan denda berat bahkan pidana. Melannsir Vietnam News Agency, bagi mereka yang tidak mengenakan masker akan dikenakan dengan 300.000 Dong atau Rp 200.000.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI