Sekelompok Ilmuwan Temukan Potensi Tsunami di Calon Ibu Kota Baru Indonesia

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 23 April 2020 | 12:00 WIB
Sekelompok Ilmuwan Temukan Potensi Tsunami di Calon Ibu Kota Baru Indonesia
Sebagai ilustrasi: Foto aerial kawasan Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8). [ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sekelompok ilmuwan mengungkap potensi risiko tsunami di wilayah yang dipilih pemerintah Indonesia sebagai calon ibu kota baru di Kalimantan.

Dilansir dari BBC News, Kamis (23/4/2020), para peneliti tersebut menemukan bahwa tanah longsor bawah laut pernah beberapa kali terjadi di Selat Makassar, antara pulau Kalimantan dan Sulawesi.

Jika kejadian tanah longsor yang paling besar terulang hari ini, tsunami akan muncul yang bisa membanjiri Teluk Balikpapan — daerah yang dekat dengan calon ibu kota.

Namun tim peneliti yang terdiri dari ilmuwan Inggris dan Indonesia mengatakan tidak perlu bereaksi berlebihan.

Baca Juga: Ditelepon Menteri UEA Soal Ibu Kota Baru, Luhut: Kami Masih Tangani Covid

"Masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan untuk menilai situasi ini dengan tepat. Namun demikian, ini adalah sesuatu yang mungkin harus dipertimbangkan sebagai risiko oleh pemerintah Indonesia — meskipun kita hanya membicarakan peristiwa 'frekuensi rendah, dampak tinggi'," kata Dr. Uisdean Nicholson dari Heriot-Watt University, Inggris.

Menelusuri perjalanan menuju ibu kota baru di Penajam Paser Utara. (Suara.com/Ummi Hadyah Saleh)
Menelusuri perjalanan menuju ibu kota baru di Penajam Paser Utara. (Suara.com/Ummi Hadyah Saleh)

Tim penelitiannya menggunakan data seismik untuk menyelidiki sedimen dan strukturnya di dasar laut Makassar. Survei tersebut mengungkap 19 zona di sepanjang selat tempat lumpur, pasir, dan lanau jatuh ke lereng yang lebih dalam.

Beberapa peristiwa longsor ini melibatkan material sebanyak ratusan kilometer kubik — volume yang sangat mampu mengganggu kolom air, dan menghasilkan gelombang besar di permukaan laut.

"Tanah longsor ini – atau yang kami sebut Mass-Transport Deposits (MTD) – cukup mudah dikenali dalam data seismik," jelas Dr. Rachel Brackenridge dari Universitas Aberdeen, peneliti utama di makalah yang memaparkan penelitian ini.

"Tanah longsor tersebut berbentuk lengkungan dan sedimen di dalamnya kaotis; bukan lapisan datar, teratur, dan rata yang Anda harapkan. Saya memetakan 19 peristiwa, tetapi itu dibatasi oleh resolusi data. Akan ada kejadian lainnya, yang terlalu kecil untuk saya lihat," ujarnya kepada BBC News.

Baca Juga: Diwawancarai Media Asing, Sandiaga Minta Jokowi Tunda Proyek Ibu Kota Baru

Semua MTD berada di sisi barat kanal dalam (3000m) yang melintasi Selat Makassar. Dan mereka juga sebagian besar berada di sebelah selatan delta Sungai Mahakam di Pulau Kalimantan, yang mengeluarkan sekitar 8 juta meter kubik sedimen setiap tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI