Dua Bulan Hilang, Jurnalis Wuhan Muncul Lagi Malah Beberkan Fakta ini

Kamis, 23 April 2020 | 11:41 WIB
Dua Bulan Hilang, Jurnalis Wuhan Muncul Lagi Malah Beberkan Fakta ini
Li Zehua, saat dikejar oleh pihak berwajib di Wuhan.[YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang citizen journalist Tiongkok yang hilang selama hampir dua bulan setelah memposting video dari Wuhan selama wabah koronavirus telah muncul kembali.

Melansir Theguardian.com, Li Zehua mengatakan dia ditahan dan dikarantina oleh polisi Tiongkok setelah melaporkan Covid-19. Li Zehua adalah satu dari tiga jurnalis Tiongkok yang melaporkan kondisi kota di Wuhan selama beberapa minggu terburuk sejak serangan epidemi.

Dia terakhir terlihat pada 26 Februari setelah memposting video di mana dia dikejar oleh sebuah mobil jenis SUV putih dan live-stream selama berjam-jam yang berakhir ketika beberapa agen memasuki apartemennya.

Dalam sebuah video yang diposting pada akun YouTube Weibo dan Twitter Li mengatakan pada 26 Februari, tiba-tiba sebuah mobil SUV putih berhenti di depannya saat dia sedang mengemudi di distrik Wuchang di Wuhan dan orang-orang di dalam mobil tersebut berteriak agar dia berhenti. Li panik dan kabur dari kejaran mobil tersebut sembari merekam video dan dia unggah di hari itu.

Baca Juga: Jokowi Bilang Lockdown Tak Efektif, Jurnalis Asing Sebut 2 Negara Ini

Setelah kembali ke apartemennya, ia melihat polisi dan staf berseragam dengan pakaian pelindung mengetuk pintu tetangga-tetangganya. Li mematikan lampu dan duduk diam di depan komputernya selama berjam-jam, menunggu. Tiga jam kemudian, pintunya ikut diketuk.

Setidaknya ada tiga pria memasuki apartemennya, mengaku diri mereka sebagai keamanan publik. Li kemudian pergi bersama mereka ke kantor polisi setempat di mana dia diberi tahu bahwa dia sedang diselidiki dengan tuduhan mengganggu ketertiban umum.

Polisi kemudian mengatakan mereka tidak akan menuntutnya tetapi karena dia (Li) telah mengunjungi "daerah epidemi sensitif" maka perlu menjalani karantina.

Li menyerahkan perangkatnya (kamera) kepada seorang temannya, kemudian menghabiskan bulan berikutnya di karantina di Wuhan dan kemudian di kota kelahirannya di provinsi lain.

Dia disediakan makan tiga kali sehari, diawasi oleh penjaga keamanan dan dapat menonton berita CCTV's Evening.

Baca Juga: Sulit Dana! Ini 9 Lembaga Donor Siap Bantu Media dan Jurnalis saat Covid-19

“Sepanjang waktu, polisi bertindak secara sipil dan legal, memastikan saya beristirahat dan makan. Mereka benar-benar peduli padaku, ”katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI