Kolumnis Meksiko, Héctor de Mauleón, memperlihatkan beragam kesulitan yang dihadapi para kartel narkoba.
Menurutnya, bisnis sejumlah kartel tak hanya terdampak anjloknya penjualan obat-obatan terlarang di Amerika Serikat — pasar utama kartel Meksiko — tetapi juga terhentinya pasokan berbagai bahan kimia yang diperlukan untuk membuat obat-obatan dari China.
Pada saat yang sama, ketika perbatasan AS-Meksiko ditutup untuk mencegah penyebaran Covid-19, penyelundupan narkoba menjadi lebih sulit.
"Gabungan faktor ini memunculkan lonjakan insiden kekerasan di antara kelompok-kelompok kriminal yang saling bersaing," sebut de Mauleon.
Baca Juga: Kelompok Anarko Disebut Kerap Dijadikan Kambing Hitam Sejak Abad 19
"Para 'narcos' — istilah yang merujuk pada kartel narkoba — akan memperebutkan peluang kriminal yang langka," tambah de Mauleón dalam tulisannya.
Data statistik yang dikumpulkan surat kabar harian Meksiko, Milenio, tampaknya mendukung kekhawatiran de Mauleon.
Menurut Milenio, pada Maret lalu, jumlah kasus pembunuhan terorganisir terkait kejahatan narkoba di Meksiko mencapai taraf tertinggi dalam 13 tahun terakhir.
Di sejumlah kota perbatasan Meksiko-AS, yang secara historis identik dengan kekerasan kartel, tren seperti itu juga dirasakan.
Di Kota Ciudad Juárez, 153 orang tewas pada bulan Maret, lebih banyak dari bulan apa pun semenjak Agustus 2018, demikian laporan El Diario.
Baca Juga: Salut! Tobat Jadi Raja Jalanan, Geng Motor Bandung Ini Ikut Tangkap Begal
Penyelundupan obat-obatan terlarang selama pandemi Covid-19