Ibnu Abbas pun memanggil orang-orang Anshar. Namun tetap saja, tak ada titik temu yang dihasilkan.
Umar kembali meminta pendapat orang lain. Ia mengajak para pemimpin Quraisy yang turut hijrah saat penaklukan Mekah.
Seorang pemipin Quraish berpendapat agar sebaiknya pasukan pulang ke Madinah daripada melanjutkan perjalanan dengan risiko tertular penyakit di Saragh.
Umar pun memutuskan untuk mengurungkan niat pergi ke Syam dan memilih kembali ke Madinah.
Baca Juga: Viral Tangani Pasien Corona, Sarah Shahab Sudah Lama Tolak Main Sinetron
Namun, keputusan ini kembali memunculkan pertentangan. Abu Ubaidah mengungkapkan kekecewaannya.
"Wahai Amirul Mukminin, apakah kita hendak lari dari takdir Allah?" kata Abu Ubaidah.
Umar pun menjelaskan keputusannya dengan menggunakan analogi menggembalakan unta.
"Jika engkau menggembalakan untamu di tempat tandus adalah sebuah takdir Allah, lalu bukankah dengan memilih menggembalakan unta di tempat subur juga merupakan takdir Allah? Kita akan lari dari satu takdir Allah menuju takdir lainnya." jawab Umar.
Sementara Umar masih berusaha meyakinkan Abu Ubaidah, datanglah Abdurrahman bin Auf yang membantu menjelaskan.
Baca Juga: PSBB Berakhir Besok, Positif Corona di DKI Capai 3.399 Kasus, 308 Meninggal
Abdurrahman berkata bahwa keputusan Umar mirip dengan sabda Rasulullah SAW.