Suara.com - Sebanyak 20 pekerja asing di Singapura dikurung di kamar asrama oleh sang manager.
Itu setelah 20 orang tersebut bersinggungan dengan seorang pekerja asal China yang dinyatakan positif covid-19 dan telah dilarikan ke rumah sakit pada 18 April lalu.
Manager asrama Joylicious, Mr Thng mengaku hal ini ia lakukan guna melindungi pekerja lain ditempatnya yang berjumlah sekitar 800 orang, sebagaimana disadur dari South China Morning Post.
Sebelumnya, kelompok pekerja asing Transient Workers Count Too (TWC2), melalui laman facebook, menyebut sebanyak 21 pekerja asing ini telah dikunci sejak 17 April lalu.
Baca Juga: Cegah Pemudik, 175.000 Personel TNI-Polri Akan Jaga Perbatasan Provinsi
Kemudian, TWC2 pada Selasa (22/4/2020), kembali membuat unggahan soal kondisi terbaru para pekerja ini. Disebutkan, para pekerja memang berada di kamar yang lebih luas. Hanya saja, ruangan ini masih terkunci.
"Polisi telah datang dan pintunya telah dibuka. Sekarang, mereka dapat menghirup udara segar. Semoga akan terus seperti itu," tulis TWC pada unggahan selanjutnya.
Terkait hal ini Mr Thng menyebut, penguncian dilakukan selama kurang dari 24 jam, pun hanya sebanyak 20 pekerja asing saja.
Penguncian dilakukan selagi pihaknya menyiapkan ruangan baru yang lebih besar, lengkap dengan toilet, guna menampung 20 pekerja asing tersebut.
Turut memberikan pembelaan, Direktur bagian pekerja V Spec Engineering & Supplies, menyebut para pekerja setelah menempati ruangan yang baru tidaklah dikunci seperti sebelumnya.
Baca Juga: 3 Alasan Petinju Top Dunia Rebutan Ingin Lawan Manny Pacquiao
Ia menambahkan, penguncian yang dilakukan sebelumnya sebagai bentuk perlindungan untuk pekerja lain mengingat 20 pekerja tersebut telah melakukan kontak dengan pasien positif. Sehingga pihaknya tak bisa membiarkan mereka berkeliaran dengan bebas di asrama.