Kisah Penggali Kubur Urus Jenazah Corona: Sampai Tak Bisa Istirahat

Rabu, 22 April 2020 | 17:08 WIB
Kisah Penggali Kubur Urus Jenazah Corona: Sampai Tak Bisa Istirahat
Petugas menurunkan peti jenazah pasien suspect Corona dengan menggunakan tali tambang, Kamis (26/3). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Channel News Asia melaporkan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah memerintahkan bagi mereka yang meninggal karena COVID-19, serta mereka yang dicurigai terinfeksi hanya dimakamkan di dua pemakaman umum - satu di Jakarta Timur tempat Minar bekerja dan yang lainnya di Jakarta.

Minar melanjutkan kisahnya bahwa untuk menggali satu liang kuburan membutuhkan waktu sekitar dua jam. Sementara saat ini dia menggali lima kuburan dalam sehari.

"Aku berpacu dengan waktu. Kadang-kadang ketika mayat tiba, kuburan belum siap," kata Minar.

Ia juga mengaku proses pemakaman sekarang menjadi lebih sulit. Dia harus mematuhi protokol penguburan untuk meminimalisir penyebaran virus.

Baca Juga: Tinju Dunia: Joshua Diklaim Satu-satunya Petinju yang Bisa KO Fury

"Berbeda sekarang, tidak ada keluarga almarhum yang menyaksikan proses pemakaman. Semua dilakukan dengan cepat," lanjut Minar.

Ilustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik. (FOTO ANTARA/Dok)
Ilustrasi pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni membungkusnya menggunakan plastik. (FOTO ANTARA/Dok)

Ia juga menceritakan kesedihannya setiap kali melihat keluarga almarhum hanya bisa mengucapkan salam terakhir perpisahan dari jauh.

Selain harus bekerja cepat, dia dan penggal kubur lainnya juga harus memakai alat pelindung diri.

Minar mengaku tidak mudah mengenakan pakaian itu untuk menggali kubur di bawah terik matahari Jakarta.

"Aku seperti terbakar. Itu enggak nyaman. Kadang-kadang ketika ambulans tiba, saya mempersiapkan diri tetapi harus menunggu selama 30 menit. Itu kemudian menjadi sangat panas," kata Minar.

Baca Juga: Skandal Perselingkuhan Berujung Maut di Probolinggo, Pelaku Dikenal Sabar

Dan kemudian ada hari-hari saat hujan. Terlepas dari cuaca, penggalian kuburan dan proses penguburan harus dilanjutkan.

REKOMENDASI

TERKINI