Suara.com - Sebelum dimakamkan hari Minggu (19/4/2020), seorang laki-laki Angola yang dikenal sebagai “Pai Grande” –atau “Big Dad”– menarik perhatian sedikitnya seribu orang, yang datang untuk menyampaikan penghormatan terakhir. Fransisco Tchikuteny Sabalo atau “Big Dad” meninggalkan 42 istri, 156 anak dan 250 cucu.
Dilansir dari VOA, Rabu (22/4/2020), para pelayat Sabalo saling berpelukan, menangis, bernyanyi dan berdiri berdekatan, meskipun ada seruan untuk menjaga jarak atau social distancing dan larangan yang dikeluarkan presiden untuk melakukan pertemuan lebih dari 50 orang pada masa pandemi virus corona ini.
Sabalo, yang berusia sekitar 70 tahun, meninggal dunia Selasa lalu (14/4/2020) karena kanker prostat, demikian ujar keluarganya.
Selama lebih dari satu tahun ia mengupayakan pengobatan di Luanda dan beberapa tempat lain, ujar salah seorang putranya, Lumbaneny Sabalo. Namun ia memutuskan kembali ke kediamannya sehingga “jika Tuhan memanggilnya, setidaknya ia meninggal didampingi istri dan anak-anaknya.”
Baca Juga: Sinopsis Sinetron Inayah, Kisah Teddy Syah Poligami Shandy Aulia
Ia seorang “manusia yang komplit” yang mengutamakan keluarga dan pendidikan, ujar salah seorang pelayat dalam upacara pemakaman di Giraul do Meio, atau oleh warga lokal dikenal sebagai Pulau Mungongo, yang terletak di selatan kota pelabuhan Namibe.
Sabalo adalah jemaat gereja New Ecclesiastic Order of Angola, ujar salah seorang anggota keluarga lainnya. Ia dimakamkan di sebuah pemakaman yang diperuntukkan bagi keluarganya.
Angola melarang poligami, tetapi masih dipraktikkan secara luas di negara yang mayoritas beragama Kristen itu.