Angkut Alat Swab, Mobil WHO Diberondong Peluru

Syaiful Rachman Suara.Com
Selasa, 21 April 2020 | 23:09 WIB
Angkut Alat Swab, Mobil WHO Diberondong Peluru
Puluhan selongsong peluru berserakan di negara bagian Rakhine, Myanmar. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah mobil milik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diberondong tembakan di Myanmar. Menurut PBB, Selasa (21/4/2020),Peristiwa tersebut terjadi di negara bagian Rakhine.

Dilansir Reuters, peristiwa terjadi ketika mobil yang dikendarai Pyae Sone Win Maung melewati kota Minbya. Minbya dikenal sebagai salah satu lokasi kerap terjadinya baku tembak antara pasukan pemerintah dengan kelompok pemberontak Arakan.

Diberondong peluru, mobil yang dikendarai Pyae Sone Win Maung pun rusak parah. Pyae Sone meninggal akibat tertembus sejumlah timah panas.

PBB mengatakan, mobil yang dikendarai Pyae Sone mengangkut alat swab dari Rakhine menuju Yangon.

Baca Juga: Ekonomi Goyah, Italia Longgarkan Lockdown Mulai 4 Mei

"Rekan WHO (Pyae Sone Win Maung) mengendarai sebuah mobil dengan lambang PBB dari Sittwe, Rakhine, menuju Yangon. Dia membawa alat swab virus corona untuk Kementerian Kesehatan dan Olahraga," bunyi pernyataan PBB.

Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]
Logo Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. [AFP]

Baik pihak militer maupun kelompok Arakan mengaku tidak terlibat dengan peristiwa tersebut. Keduanya justru saling tuding, situasi yang bisa membuat gencatan sementara akibat corona berakhir.

"Apa alasan militer untuk menembaki mereka (mobil WHO)?" kata Mayjen Tun Tun Nyi, juru bicara militer Myanmar.

"Mereka membantu kami, membantu negara ini. Kami bertanggung jawab (untuk keselamatan mereka)... Orang yang punya pikiran tahu hal itu. Jika Anda warga negara Myanmar, tidak seharusnya Anda bertanya demikian," ketusnya ketika dikonfirmasi Reuters.

Sementara itu Htay Win Maung, ayah Pyae Sone Win Maung, mengaku sangat sedih atas kematian puteranya. Menurutnya, anaknya yang berusia 28 tahun itu sudah bekerja di WHO di Sittwe selama tiga tahun.

Baca Juga: Problema Lockdown, Angka KDRT Terhadap Perempuan di Malaysia Meningkat

"Hati saya hancur," kata Htay Win Maung.

"Saya mencoba untuk menenangkan diri, dengan berpikir dia meninggal terhormat karena menjalani tugas kemanusian. Dia pergi ke daerah konflik, ketika banyak orang yang tidak berani melakukan itu," pungkasnya.

Hingga Selasa (21/4/2020), sebanyak 119 kasus virus corona terdeteksi di Myanmar. Lima dari pasien yang dinyatakan positif meninggal dunia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI