"Dan di Anarko kelompok-kelompok yang Anarko yang saat ini banyak bergerak di perpustakaan, bagi-bagi makanan, bertani, itu (rencana penjarahan) ya nggak mungkin itu dilakukan oleh Anarko," ungkap Alghif.
Lantaran itu, Alghif mempertanyakan, ada wacana apa di balik tudingan aparat kepolisian terhadap kelompok Anarko. Dia juga mengungkapkan adanya kemungkinan tudingan tersebut dilontarkan, lantaran adanya keterkaitan atas kegagalan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19.
"Artinya dari awal kita tahu ini settingan apa, gitu. Jadi ini, apakah adanya kegagalan pemerintah terkait penanganan pandemi kemudian masyarakat kemudian bersolidaritas, gotong royong, kemudian negara jadi nggak relevan. Sehingga, dibuatlah relevansinya apa? Ya soal keamanan. Nanti kalau nggak ada negara, nggak ada polisi ya jadi rusuh," ujarnya.
"Itu juga kaitannya dengan kelompok-kelompok di Jogja yang didatangi intel, kemudian dibubarin rapatnya karena bagi-bagi makanan. Karena, ketika mereka bagi makanan, bagi sembako negara jadi nggak relevan, masyarakatnya bisa hadir tanpa negara gitu."
Baca Juga: Kapolda: Kelompok Anarko Rancang Penjarahan di Pulau Jawa 18 April