Redaktur buletin pasar minyak The Schork Report, Stephen Schork memperkirakan, akses ke kapasitas penyimpanan di AS akan habis dalam dua minggu ke depan. Dia memperingatkan, jatuhnya konsumsi minyak negara AS bisa semakin cepat.
Sementara pada 17 April 2020, cadangan minyak AS sudah terisi 635 juta barel dari batas saat ini yang sebanyak 713,5 juta barel. Cadangan minyak tersebut disimpan di area bawah tanah di sepanjang Teluk Texas dan Louisiana, kemudian di selatan AS dengan kapasitas maksimal 727 juta barel.
Minyak Tetap Diproduksi Meski Harganya Rendah
Biaya untuk menutup tambang minyak yang beroperasi jauh lebih tinggi, daripada terus memproduksi. Sedangkan, jika operasi minyak ditutup untuk memulai produksinya kembali juga tidak mudah karena perlu biaya yang besar juga.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Minus, Kapan Harga BBM di Indonesia Turun?
Minyak tidak bisa dibuang begitu saja oleh produsen, karena dampaknya yang berbahaya bagi lingkungan. Sehingga, produsen minyak memberi insentif kepada para konsumennya.
"Yakni insentifnya berupa harga negatif, ini sebagai jalan kerugian paling kecil karena produksi tidak bisa distop." Kata Ellen.
Insentif berupa harga minus ini agar minyak bisa diambil oleh pasar, nah untuk diambil pasar akan diperlukan biaya seperti menyewa storage atau tangki-tangki kapal. Inilah yang kemudian lahir istilah "Ambil minyak malah dapat duit dari produsen."
Lalu Bagaimana Efeknya?
Harga minyak yang negatif menandakan bahwa outlook perekonomian sangatlah melambat, begitupula dengan respon pasar saham yang masih berpotensi turun. Saham sektor minyak dan batubara tentu saja akan dirugikan dengan harga komoditas yang tertekan.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Pengamat: Turunkan Harga BBM!
Sehingga, sangat tidak mereferensikan saham sektor minyak dan sektor pertambangan untuk investasi jangka panjang.