Suara.com - Harga minyak mentah dunia patokan Amerika Serikat (AS) pada awal pekan ini cukup membuat kaget semua kalangan. Lantaran, harga minyak mentah berjangka AS yang mengacu pada West Texas Intermediate (WTI) anjlok hingga ke bawah 0 dolar AS atau menjadi -37,63 dolar AS per barel.
Apa yang menyebabkan harga minyak jatuh begitu dalam?
Menanggapi hal tersebut Praktisi Saham dari May Institute, Ellen May mengungkapkan, harga minyak yang kian tertekan diakibatkan melimpahnya pasokan. Namun tidak diimbangi dengan banyaknya permintaan karena imbas pandemi Virus Corona atau Covid-19, sehingga harga minyak mentah jatuh dalam 22 tahun terakhir.
"Deadline perdagangan Mei yang segera berakhir pada 21 April ini, tidak dibarengi dengan banyaknya permintaan atas minyak tersebut menjadi penyebab harganya turun sedalam-dalamnya," kata Ellen dalam analisanya, Selasa (21/4/2020).
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Minus, Kapan Harga BBM di Indonesia Turun?
Akibatnya, pasokan masih melimpah tapi pembelian sangat langka akibat aktivitas industri yang sangat berkurang karena lockdown dan physical distancing.
Sementara kontrak WTI untuk Juni turun 14,7 persen tetapi bertahan di 22 dolar AS per barel. Pasar Contango mengimplikasikan, pelaku pasar minyak yakin bahwa harga akan menguat ke depan, sehingga mereka memborong minyak dan menguncinya untuk dijual di masa mendatang.
"Ini menjelaskan kenapa harga kontrak WTI pengiriman Juni di level 22 dolar AS sedangkan kontrak WTI pengiriman Mei anjlok," ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, kesepakatan pengurangan produksi dari AS, Arab, Rusia dan OPEC terjadi. Namun seperti diketahui sejak awal, pengurangan tingkat produksi tersebut tidak menjamin harga minyak dapat stabil. Pengurangan tingkat produksi tersebut masih belum mampu mengimbangi antara pasokan dengan permintaan.
Merespon rekor turunnya harga minyak tersebut, Presiden Trump menyebut akan membeli 75 juta barel minyak mentah dan menjadikannya sebagai cadangan strategis.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok, Pengamat: Turunkan Harga BBM!
Hal ini diungkapkan Trump usai harga minyak anjlok di bawah nol dolar atau negatif. Trump melihat ini sebagai peluang dan pengisian cadangan strategis hingga 75 juta barel ini menjadi rekor tersendiri di AS.