Mereka juga coba menghubungi putri pasien lewat aplikasi FaceTime, agar keluarganya di rumah juga bisa menyaksikan 'janji suci' pasangan tersebut.
Dalam prosesi pernikahan itu, pasien pria itu disebut sangat bersemangat, kendati tersengal-sengal dalam mengucapkan kata-kata lantaran penyakitnya tersebut.
"Itu adalah pelayanan yang benar-benar menyenangkan, dan Joe brilian—dia membuat brosur dengan nama-nama dan semua nyanyian pujian serta doa yang kami ucapkan, semuanya," beber Shopie.
Namun, momen indah itu tak bisa berlangsung lebih lama. Petugas medis dan tunangan dari sang pasien paham bahwa nyawa sang pria tak akan tertolong.
Baca Juga: Penilaian Dani Pedrosa soal Valentino Rossi dan Marc Marquez
Selang beberapa waktu, pasien penderita Covid-19 itu akhirnya meninggal dunia.
Pendeta yang menikahkan pasangan itu pun merasa senang bisa membantu seseorang di detik-detik terakhir sisa hidupnya.
"Kami melakukan semua ini lengkap dengan APD. Tapi pasien itu bisa meninggal dengan mengetahui bahwa dia telah menguncapkan komitmen (pernikahan)," kata Joe Fielder.
"Saya sangat bersyukur memiliki kesempatan untuk membantu mereka merayakan cinta dan menandainya dengan cara itu," tandasnya.
Baca Juga: Top 5 Olahraga: Line-up Sementara Pebalap MotoGP 2021, Devin Dikecam Publik