PSK: Cegah Corona, Pelanggan Kami Ukur Suhu Tubuhnya Sebelum Naik Ranjang

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 21 April 2020 | 15:49 WIB
PSK: Cegah Corona, Pelanggan Kami Ukur Suhu Tubuhnya Sebelum Naik Ranjang
Ilustrasi PSK
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PSK menjadi profesi yang paling merasakan dampak wabah virus corona covid-19, sebab jumlah pelanggan mereka menurun drastis.

Bahkan, PSK di Hong Kong dihadapkan dengan pilihan yang sulit ditengah pandemi virus corona.

Tatkala mereka berusaha keras mencari pelanggan demi memenuhi kebutuhan hidup,  juga dihadapkan dengan kekhawatiran akan menularkan virus corona kepada anak mereka.

Kenyataan itulah yang dialami oleh Cici, seorang PSK dan ibu dari dua anak. Sudah empat tahun ia bekerja menjadi PSK di Hong Kong.

Baca Juga: Wabah Covid-19, PSK di Jepang Keluhkan Tak Dapat Tunjangan

Namun, Cici mengakui, baru saat wabah virus corona inilah dirinya merasakan kekhawatiran yang luar biasa.

Bukan hanya karena penghasilan yang tak seberapa, tetapi juga karena ia menyadari pekerjaannya sangat rentan dalam penularan virus corona.

"Setiap pelanggan bisa saja terinfeksi dan saya selalu khawatir. Saya tidak ingin menulari anak-anak saya," kata Cici dialihbahasakan dari South China Morning Post, Selasa (21/4/2020).

Jauh sebelum corona menyebar, Cici biasanya bisa mendapatkan 1.000 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 20 juta dalam sehari.

Kekinian, setelah corona menyebar di Hong Kong sejak Januari 2020, mencari seorang pelanggan dalam sehari sangat sulit.

Baca Juga: Terungkap! Pose Telanjang Jadi Bukti Jual Beli PSK di Jalan Sungai Salak

Sejak kasus pertama corona di Hong Kong pada Januari, pemerintah setempat telah memerintahkan warga untuk melakukan pembatasan sosial.

Sejak saat itu penghasilan Cici mengalami penurunan secara drastis.

"Saya belum pernah mengalami bisnis yang sedemikian buruk," ujar wanita berusia 30 tahun itu.

Mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap di rumah bukan menjadi pilihan baik bagi Cici.

Ia tetap harus bekerja demi bisa bertahan hidup di salah satu kota dengan biaya hidup termahal di dunia itu.

Ia menyadari pekerjaannya sangat berisiko tinggi terpapar corona, namun ia tak memiliki pilihan lain. Sebagai upaya pencegahan, Cici mengubah cara bekerjanya.

Ia akan memeriksa suhu tubuh pelanggannya sebelum masuk ke kamar di rumah bordil.

Ia juga meminta sang pelanggan mengenakan masker dan mencuci tangan sebelum melakukan aktivitas bersamanya.

"Jika mereka menolak, saya akan meminta mereka pergi," ungkapnya.

Setelah aktivitas selesai, Cici segera membersihkan kamar tersebut. Ia menyadari sedang mempertaruhkan nyawanya, namun hanya cara itu yang bisa dilakukan Cici demi bisa bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan kedua buah hatinya.

Nasib serupa dialami para PSK lainnya di Asia bahkan seluruh dunia. Mereka dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan pelik demi bertahan hidup.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI