Virus Corona Kini Bermutasi Jadi 30 Jenis, Peneliti Khawatirkan Hal Ini

Selasa, 21 April 2020 | 14:22 WIB
Virus Corona  Kini Bermutasi Jadi 30 Jenis, Peneliti Khawatirkan Hal Ini
Ilustrasi virus corona. [Pixabay]/emmagrau]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim peneliti dari Universitas Zhejiang, China, menemukan fakta baru yakni virus corona covid-19 telah bermutasi menjadi 30 jenis strain yang berbeda.

Mengutip laman dailymail.co.uk, berkas penelitian menunjukkan terdapat 10 jenis virus baru varian covid-19. Dia antaranya, terdapat sejumlah varian yang mematikan.

Menurut laporan South China Morning Post, sejumlah jenis strain yang ada di China termasuk paling berbahaya.

SCMP jugamenyebut, jenis strain berbahaya tersebut dikabarkan mirip dengan yang menjadi pandemi di seluruh Eropa daratan.

Baca Juga: Soal Vaksin Corona, Eks Menkes Siti Fadilah Ungkap Kejanggalan Bill Gates

Anehnya, tim peneliti menemukan beberapa mutasi paling mematikan ada di Zhejiang, tempat di mana peneliti tersebut berada.

Strain tersebut juga terpantau menyebar di negara Eropa yang memiliki kasus virus corona sangat parah, seperti Italia dan Spanyol.

Sementara itu, strain yang lebih lemah tampaknya sebagian besar berkumpul di Amerika Serikat.

Untuk penelitian yang diterbitkan pada medRxiv.org, tim menemukan mutasi dapat memengaruhi tingkat keparahan penyakit. Tim menganalisis strain virus dari 11 pasien yang terjangkit virus corona.

Mereka kemudian menguji tingkat efektivitas virus corona dapat membunuh sel manusia.

Baca Juga: Uji Coba Obat Corona, India Lakukan pada Warga Pemukiman Kumuh di Mumbai

"Sars-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," tulis para penulis, menurut Post.

Para peneliti juga mengungkapkan, semakin ringan bermutasinya virus corona tersebut, bukan berarti tidak berbahaya, namun justru sebaliknya. Semakin ringan mutasi, bisa dianggap lebih berbahaya.

Setelah mengungkapkan mutasi virus ini, tim peneliti juga mengkhawatirkan hal lain yakni pengembangan vaksin. Jangan sampai pengembangan vaksin yang dikebut ini menimbulkan efek lain ke pasien.

Mereka mengatakan bahwa strain mungkin memerlukan upaya berbeda untuk melawan virus corona ini.

"Pengembangan obat dan vaksin, meski mendesak, perlu memperhitungkan dampak akumulasi mutasi ini ... untuk menghindari kemungkinan jebakan," kata para peneliti.

Sebagai informasi, hingga kini sudah lebih dari 2,45 juta orang telah terinfeksi dan lebih dari 168.000 orang telah meninggal akibat Covid-19 ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI