Suara.com - Seorang anak berusia tujuh bernama Bentley Humprey Asaloei yang tinggal di Kota Makassar yang mendonasikan seluruh hasil penjualan kalung choker buatannya sendiri untuk disumbangkan kepada para tenaga medis dalam melawan Covid-19.
Hasilnya tidak main-main yakni 54 buah baju hazmat yang merupakan Alat Pelindung Diri (APD) yang disumbangkan kepada Tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Gowa, Senin (21/4/2020).
Ibunda Bentley, Ivana Phie mengaku ide itu berawal dari Bentley sendiri yang memang suka membuat kalung bersamanya.
Menurutnya, seiring perkembangan penyebaran Covid-19 di Sulsel, khususnya di Gowa, APD tenaga medis yang sangat terbatas membuat anaknya ikut prihatin.
Baca Juga: Bapak Perkosa Anak Selama Istri Jadi TKW: Saya Gak Paksa, Kenapa Dia Mau?
“Karena kasihan melihat para dokter dan suster yang berada di garda terdepan, Bentley pun mengajak saya agar seluruh hasil jualan kalung choker buatannya untuk diberikan kepada para tenaga medis di Sulsel, termasuk Gowa,” kata Ivana seperti dilansir dari Kabarmakassar.com--jaringan Suara.com.
Ivana menambahkan sejak dibukanya pemesanan pada akhir Maret 2020 lalu, rupanya banyak yang tertarik. Bahkan, kata dia, dalam sehari dapat memproduksi hingga lima pcs kalung dengan harga Rp200 ribu per kalung.
“Dari awal niat kami memang untuk membantu, jadi seluruh hasil jualan itu untuk membantu tenaga medis, khusus bantuan ke Gowa nominal yang terkumpul sekitar Rp.4 juta dan kami dibelikan pakaian hazmat,” kata Ivana.
Menurutnya, hobby membuat kalung chocker ini mulai diminati Bentley ketika sering membatunya setiap ada pesanan. Ia berharap dengan adanya bantuan ini para tenaga medis bisa melindungi diri dalam menangani pasien serta pandemi Covid-19.
“Ini masih kurang sih menurut saya, tapi kami berharap bantuan ini bisa bermanfaat bagi tenaga medis kita,” ujarnya.
Baca Juga: Ngaku Bisa Bicara sama Malaikat Jibril, Imam Mahdi Banten Suka Kerasukan
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Gowa, Priska Paramita Adnan mengaku sangat terharu dengan ide mulia Bentley. Menurutnya, rasa kemanusiaan untuk anak umur tujuh tahun harus diapresiasi.
“Super terharu dengar ceritanya karena Bentley sendiri yang mengusulkan agar hasil kalung buatannya dijual dan hasilnya disumbangkan untuk dapat membantu para dokter,” kata Priska.
Priska Adnan mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kepedulian masyarakat dan seluruh pihak yang memiliki jiwa kemanusiaan tinggi dalam membantu Indonesia dan Sulsel hingga Gowa terus bekerja dalam memutus mata rantai Covid-19.
“Memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini memang dibutuhkan kerja sama kita semua,” kata dia.