Diminta menjelaskan fenomena tersebut, Ben-Israel, yang juga mengepalai Badan Antariksa Israel, kemudian berkata: "Saya tidak punya penjelasan. Ada semua jenis spekulasi. Mungkin itu terkait dengan iklim, atau virus memiliki rentang hidupnya sendiri."
Dia mengatakan kebijakan penutupan wilayah dan penutupan merupakan kasus 'histeria massal.' Jarak sosial yang sederhana sebenarnya sudah cukup, kata Ben-Israel.
Jika lockdown diterapkan di Israel dan di tempat lain tidak menyebabkan kekacauan ekonomi yang sangat besar, tidak akan ada masalah dengan mereka, kata Ben-Israel.
"Tapi Anda tidak boleh menutup seluruh negara ketika sebagian besar penduduk tidak berisiko tinggi," ujar Ben-Israel seperti disadur Suara.com dari The Times of Israel, Selasa (21/4/2020).
Baca Juga: Sempat Disebut Aman, Israel Catatkan Lebih dari 133 Ribu Kasus Covid-19
Diminta untuk menjelaskan alasan virus tersebut memicu angka kematian yang begitu tinggi di negara-negara seperti Italia, ia mengatakan layanan kesehatan Italia sudah kewalahan.
"Itu runtuh pada 2017 karena flu," katanya.
Barbash--yang berbicara setelah Ben-Israel meninggalkan studio--bersikeras bahwa: "Kita akan hidup dengan virus corona untuk tahun berikutnya."
Dia menambahkan: "Saya sangat mendesak agar kita tidak membiarkan ahli matematika, yang tidak tahu apa-apa tentang biologi, menentukan kapan kita mengangkat mencabut kebijakan lockdown."
Baca Juga: Terapi Sel PLX, Enam Pasien Kritis dengan Covid-19 di Israel Selamat