Suara.com - Pegawai Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat melepas keberangkatan jenazah perawat Shelly Ziendia Putri dengan penghormatan terakhir, Minggu (19/4) akhir pekan lalu.
"Penghormatan terakhir ini merupakan bentuk solidaritas sesama profesi saat rekan mereka wafat dalam tugas," ujar Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah di Jakarta, Senin sore.
Pelepasan jenazah perawat yang bertugas di tim Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI itu viral pada berbagai akun media sosial seperti di Instagram, Senin (20/4/2020).
Salah satunya seperti yang diunggah oleh @tonyariaagung, dalam video berdurasi kurang dari sepuluh detik itu menggambarkan suasana haru pelepasan jenazah Shelly.
Baca Juga: Kisah Perawat Corona, Istrinya Wafat usai 22 Hari Berpisah karena Tugas
Puluhan pegawai berseragam biru berjajaran di sisi lintasan keluar parkiran gedung IGD RS Tarakan seraya memberikan penghormatan terakhir pada jasad almarhumah yang dibawa oleh ambulans.
Harif mengatakan Shelly menjalani tugas terakhirnya di AGD Dinkes DKI dan wafat di RSUD Tarakan.
"Memang salah satu tugas yang almarhumah emban adalah mengantar pasien rujukan COVID-19 ke sejumlah rumah sakit," ujarnya.
"Terakhir dirawat dengan status PDP (pasien dalam pengawasan), tapi untuk positif atau tidaknya, kita belum tahu," ujar Harif.
Perempuan berkerudung itu dikabarkan wafat pada Minggu (19/4) pukul 20.50 WIB.
Baca Juga: Sedih, Perawat Covid-19 Curhat Soal Kematian Istri
Pernyataan duka cita juga datang dari Keluarga Besar Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI).
Shelly menjadi perawat ke-16 yang telah gugur selama mengemban tugas sebagai perawat pasien COVID-19 di Indonesia.