Suara.com - Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indoneia Anwar Abbas meminta umat muslim untuk dapat membedakan antara takut terhadap virus corona covid-19, dengan perbuatan menyekutukan Allah SWT atau musyrik.
"Tentu tidak (sama), karena takut kepada Allah sebagai khalik adalah berbeda dengan takut kepada lain-Nya atau makhluk," kata Anwar kepada wartawan di Jakarta, Senin (20/4/2020).
Dia mengatakan, ada kecenderungan sejumlah orang yang bicara lantang hanya boleh takut kepada Allah, dan tidak boleh takut kepada makhluk dalam hal ini virus corona jenis baru.
Ada anggapan bahwa takut virus SARS-CoV-2 berarti musyrik atau mempersekutukan Tuhan, yang berakibat dosa besar.
Baca Juga: Tak Indahkan Imbauan MUI, Masih Ada Warga Ziarah di TPU Jelang Ramadan
Menanggapi hal itu, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu mengatakan umat agar dapat memilah rasa takut dalam diri manusia.
"Kedua rasa takut ini penting karena dia sudah merupakan fitrah atau pembawaan sejak dari lahir dan fungsinya sangat penting, merupakan mekanisme pertahanan hidup dasar yang ada dalam setiap diri kita," katanya.
Rasa takut alamiah, kata dia, dapat muncul sebagai respon terhadap suatu pemicu tertentu yang ada di sekitar individu terkait.
"Takut kepada Allah SWT itu karena kita tidak mau eksistensi kita terancam karena mendapatkan murka dari-Nya dan apalagi nanti di hari akhir kita dimasukkan-Nya ke dalam neraka-Nya," kata dia.
Maka, kata Anwar, supaya tidak dimurkai dan dimasukkan Allah ke dalam neraka maka umat agar mendekatkan diri dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Baca Juga: Ada Usul MUI Diminta Hapus Puasa, Gus Miftah Emosi Bilang Begini
"Berbeda halnya dengan takut kepada makhluk-Nya seperti takut dengan harimau atau virus corona. Kita takut dengan harimau dan virus corona bukan karena dia tuhan, tapi karena dia adalah makhluk Tuhan yang bisa menciderai dan mencelakakan diri kita," kata dia.