Suara.com - Jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona COVID-19 di Amerika Serikat terus melonjak. Senin, 20 April 2020, tercatat angka kematian akibat corona di AS sudah menembus 40.000 orang.
Berdasarkan data worldometers.info, Senin (20/4/2020) pukul 16.35 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona di Amerika mencapai 40.565 orang.
Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di dunia dan hampir dua kali lipat dari jumlah kematian di Italia, 23.660 orang, negara dengan jumlah kematian tertinggi kedua akibat corona.
Amerika Serikat menghabiskan 38 hari, dari laporan pertama kematian pada 29 Februari, untuk mencapai jumlah kematian sebesar 10.000 pada 6 April.
Baca Juga: 8 Kali Perkosa Anak Tiri, Ayah Terangsang Lihat Anak Gadis Bercelana Pendek
Kemudian, dilansir Reuters, negara pimpinan Donald Trump itu hanya butuh waktu lima hari untuk mencatatkan angka kematian menjadi 20.000.
Jumlah total orang yang meninggal di Amerika Serikat meningkat dari 30.000 menjadi lebih dari 40.000 orang hanya dalam empat hari, termasuk kematian orang-orang di New York City yang tidak sempat diuji COVID-19 namun kemungkinan meninggal karena penyakit itu.
AS sejauh ini merupakan negara di dunia yang memiliki jumlah tertinggi pengidap virus corona, yakni 764.265 orang.
Lebih dari 22 juta warga Amerika dalam sebulan belakangan ini telah mengajukan permintaan bantuan bagi pengangguran akibat penutupan kegiatan usaha dan sekolah. Larangan keras menyangkut perjalanan juga telah memukul ekonomi masyarakat.
Para gubernur negara-negara bagian AS, yang terdampak paling parah oleh virus corona berdebat dengan Presiden Donald Trump soal pernyataan Trump bahwa mereka sudah melakukan tes corona cukup banyak dan perlu cepat menjalankan kembali kegiatan ekonomi. Sementara itu, makin banyak aksi protes direncanakan akan digelar menyangkut perpanjangan kebijakan isolasi mandiri.
Baca Juga: Wayne Rooney Anggap Lionel Messi Lebih Top daripada Cristiano Ronaldo
Daerah-daerah seperti Maryland, Virginia dan Washington D.C. masih menghadapi peningkatan kasus COVID-19.