Puluhan Ribu Warga Hadiri Pemakaman Ulama, Bangladesh Lockdown 7 Desa

Syaiful Rachman Suara.Com
Senin, 20 April 2020 | 16:12 WIB
Puluhan Ribu Warga Hadiri Pemakaman Ulama, Bangladesh Lockdown 7 Desa
Puluhan ribu pelayat di Bangladesh menghadiri pemakaman ulama lokal bernama Maulana Jubayer Ahmed Ansari, Sabtu (18/4/2020). [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Bangladesh memperketat pembatasan terhadap tujuh desa setelah puluhan ribu orang menghadiri pemakaman Maulana Jubayer Ahmed Ansari, ulama setempat, meski karantina wilayah sedang diberlakukan untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Kerumunan massal di distrik Brahmanbaria, sekitar 60 km timur Ibu Kota Dhaka, memunculkan kekhawatiran potensi lonjakan infeksi di negara berpenduduk 160 juta itu mengingat infrastruktur medis dan sistem kesehatan yang buruk.

"Kami secara ketat telah memerintahkan seluruh warga di tujuh desa untuk tetap berada di rumah, setidaknya 14 hari ke depan, sehingga kami dapat mengidentifikasi apakah ada yang tertular virus setelah pertemuan Sabtu (18/4/2020) kemarin," ujar petugas polisi seperti dikutip Antara dari Reuters, Senin (20/4/2020).

Polisi tidak memperkirakan sebanyak itu orang yang hadir dalam pemakaman tersebut. Mereka melanggar karantina wilayah, yang melarang orang keluar rumah kecuali untuk kepentingan mendapatkan makanan dan obat-obatan. Media setempat menyebutkan hanya segelintir pelayat yang menggunakan masker.

Baca Juga: Borong 25 Juta APD dari China, Pemerintah Inggris: Belum Cukup

Pemerintah memerintahkan dua pejabat polisi paling senior di distrik tersebut dipecat lantaran gagal mencegah kerumunan pemakaman Maulana Jubayer Ahmed Ansari, yang meninggal akibat kanker.

Bangladesh sejauh ini telah melaporkan 2.456 kasus COVID-19 dengan 91 kematian. Karantina wilayah yang diberlakukan pemerintah berlaku hingga 25 April tetapi banyak yang mulai melanggar aturan tersebut, termasuk para pekerja garmen yang turun ke jalan selama akhir pekan untuk menuntut pembayaran.

Para pemuka agama berpengaruh juga masih membiarkan para anggota jamaah berdatangan ke masjid-masjid meski ada risiko penularan maupun peringatan dari Perdana Menteri Sheikh Hasina.

Banyak warga yang masih menjalani shalat Jumat di masjid dan awal bulan puasa Ramadan pekan ini, yaitu ketika masjid-masjid bisanya dipenuhi oleh jamaah, akan menambah tekanan bagi pemerintah dalam memerangi corona.

Baca Juga: Isolasi di Rumah, Kondisi Terbaru Kakak Adik Positif Corona di Sawah Besar

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI