Suara.com - Aksi persekusi oleh dua laki-laki kepada umat Kristen yang tengah melakukan ibadah di rumah berujung damai. Kasus tersebut berakhir setelah aparat kepolisian melakukan mediasi kepada kedua belah pihak.
Selain itu, Haji Mulyana, laki-laki yang terlibat dalam aksi persekusi tersebut menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga Arion Sihombing yang sebelumnya mendapat perlakuan tak menyenangkan.
Hal itu terungkap lewat unggahan video akun @Batak_Com, Minggu (19/4/4). "Assalamuailakum Saya KH. Imam Mulyana tokoh agama dan tokoh masyarakat dengan ini menyatakan, dengan tulus bahwa telah terjadi kesalahpahaman dengan Bapak Jamin Sihombing."
"Dan malam ini kami berdua telah bermusyawarah dengan niat yang baik untuk saling menghormati satu sama lain san hidup bertoleransi," ujar Mulyana, seperti dikutip Suara.com, Senin (20/4).
Baca Juga: 26 Hari Tak Bertemu, Unggahan Terakhir Istri Petugas Medis ini Bikin Pilu
Permohonan maaf tersebut disambut oleh Jamin Sihombing selaku pihak yang sebelumnya dirugikan.
"Dalam hal ini kami berdua telah bermusyawarah dengan niat baik untuk saling menghormati satu sama lain dan hidup bertoleransi. Demikian pernyatan ini kami buat tanpa paksaan dari pihak manapun," ucap Jamin.
Untuk diketahui, terjadi aksi persekusi yang dilakukan oleh oknum RT dan seorang tokoh agama di salah satu rumah warga beragama nasrani di Cikarang, Jawa Barat.
Keduanya meminta agar ibadah di rumah warga tersebut dihentikan lantaran dinilai melanggar aturan di tengah pandemi virus corona.
Kasus tersebut viral hingga menyita perhatian Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dia menyesalkan aksi intoleransi tersebut dan meminta aparat setempat turun tangan menyelesaikannya.
Baca Juga: Imut Banget! 5 Aksesoris Gadget Bertema Pikachu
"Saya akan cek malam ini (Minggu malam) ke aparat setempat. Sangat disesalkan, seharusnya ini tidak boleh terjadi. karena beribadah adalah hak setiap orang," tulis Ridwan Kamil melalui akun Instagram pribadinya.
Video Persekusi saat Ibadah di Rumah, Eks Politikus PSI Colek Ridwan Kamil
Mantan politikus Partai Solidaritas Indonesia Dedek Prayudi angkat bicara soal kasus pelarangan paksa ibadah di rumah oleh seorang oknum warga terhadap warga minoritas di Cikarang Jawa Barat.
Melalui Twitter-nya, Dedek meminta kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil agar membina oknum warga yang masih melakukan penghentian paksa warga yang tengah melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.
Sebelumnya, sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram Julio Sebastian menayangkan seorang oknum warga yang berpakaian baju koko lengkap dengan sarung dan peci tiba-tiba menerobos masuk ke rumahnya.
Orang tersebut kemudian berteriak untuk menghentikan proses peribadatan yang tengah dilakukan keluarga tersebut di dalam rumah. "Bukan masalah ibadah, itu tidak boleh!" kata lelaki tersebut.
Beberapa detik kemudian pria itu juga menyerang kamera si perekam agar tak melakukan dokumentasi.
Sang pengunggah mengaku pelarangan ini adalah kejadian yang kedua kalinya setelah 12 tahun lalu juga pernah menimpanya.
Menanggapi kejadian tersebut, Dedek Prayudi menyebutkan bahwa ada tiga hal yang bisa menjadi alasan mengapa oknum warga tersebut perlu dibina.
"Satu, orang ini melakukan penerobosan properti orang lain tanpa izin. Dua, orang ini melanggar prinsip kebebasan beribadah yang sudah dijamin Pancasila dan UUD'45. Tiga, orang ini mendiskriminasi pemeluk agama lain. Wajib "dibina"! Kejadian siang ini di Cikarang, Jabar. cc @ridwankamil," tulis Dedek melalui Twitter-nya, Minggu (19/4).