Suara.com - Kartu Prakerja yang digadang-gadang sebagai solusi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ditengah pandemi virus corona menjadi sorotan. Publik menilai materi-materi kursus yang disajikan tidak jauh berbeda dengan konten gratis dari YouTube.
Publik yang berhasil lolos dari pendaftaran Kartu Prakerja gelombang pertama banyak mengeluhkan materi dalam program unggulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu. Mereka menilai materi kursus yang diberikan tidak berkualitas.
Para peserta yang telah dinyatakan lulus bisa mengakses banyak kursus yang tersedia. Namun, kursus-kursus tersebut dikenakan biaya yang cukup mahal.
Mekanisme pembayaran menggunakan saldo yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp 3,5 juta. Meski pembayaran kursus menggunakan saldo dari pemerintah, mereka menyayangkan materi-materi kursus yang dibanderol dengan harga terlalu tinggi
Baca Juga: Perawat Pasien Covid-19, Terpukul Setiap Mendengar Kabar Sejawat Gugur
Salah satu materi kursus yang ada di Kartu Prakerja adalah kursus membuat makaroni schotel. Materi kursus yang disediakan oleh Maubeljarapa itu dibanderol seharga Rp 400 ribu.
"Membuat makaroni schotel sama kroket ayam keju, ditotal jadi Rp 700 ribu. Di Cookpad gratis loh mau menu apa saja," ujar @asmipurnmsr dikutip Suara.com, Minggu (19/4/2020).
Tak hanya itu, ada pula pelatihan cara mendapatkan uang dari YouTube yang disediakan dari Skill Academy. Pelatihan tersebut dibanderol seharga Rp 160 ribu.
Padahal, menurut publik materi-materi pelatihan seperti itu bisa ditemukan dengan mudah di YouTube. Bahkan semua orang dapat mengaksesnya secara cuma-cuma tanpa perlu membayar.
"Iya menurutku beberapa kelas kurang 'pantas' dibanderol dengan harga ratusan ribu. Materinya kayak di YouTube saja, bedanya ini mah ada sertifikatnya kalau lulus ujian," ujar @viianiza.
Baca Juga: Heboh Kemunculan Ribuan Cacing di Solo, Ini Penjelasan BMKG
"Kalau materi-materi seperti itu banyak. Malah bisa studi banding dari berbagai konten yang satu tema. Gratis modal kuota sama kemauan," ungkap @gamaunyebong.