Suara.com - Staf kesehatan Inggris disarankan untuk merawat pasien COVID-19 tanpa dilengkapi perlengkapan sesuai standar menyusul kelangkaan peralatan, khususnya Alat Pelindung Diri (APD).
Dilansir Antara dari Guardian, Jumat (17/4/2020), Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan kepada komite pembuat UU bahwa Inggris tengah mengalami krisis perlengkapan (APD).
Saat ini Inggris tengah berupaya untuk mendapatkan perlengkapan guna menambah 55.000 stok APD yang tiba di negara itu pada Jumat (17/4/2020).
Guardian melaporkan bahwa dengan rumah sakit di seluruh Inggris bakal kehabisan pasokan dalam beberapa jam, Kesehatan Masyarakat Inggris mengubah pedoman, yang menetapkan baju bedah tahan air harus dipakai untuk prosedur rumah sakit berisiko tinggi.
Baca Juga: Trump Setop Dana WHO Saat Corona, Ini Sikap Pemerintah Indonesia
Saran baru itu menyebutkan bahwa ketika kehabisan APD maka pilihan alternatifnya yakni menggunakan celemek plastik, meminjam pasokan dari rumah sakit lain, atau mengenakan baju pelindung luar.
Sementara itu, Sky News melansir bahwa para dokter dan perawat juga telah disarankan agar baju pelindung (APD) sekali pakai dapat digunakan kembali mengingat krisis tersebut.
Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial tak langsung menanggapi permintaan berkomentar mengenai perubahan anjuran tersebut.
Hingga Sabtu (18/4/2020), Inggris masih tercatat sebagai negara ke-6 dengan jumlah penderita corona terbanyak. Berdasarkan data worldometers.info, sebanyak 108,692 warga Inggris positif terjangkit corona dengan jumlah kematian mencapai 14,576 orang.
Baca Juga: Donald Trump: Amerika Periksa Kemungkinan Virus Corona dari Lab di Wuhan