Suara.com - Afrika menjadi salah satu negara yang terdampak pandemi virus corona atau Covid-19. Meski demikian, menurut salah seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Afrika masih mampu membendung wabah penyakit pernapasan COVID-19, yang disebabkan oleh virus corona baru.
"Saya yakin bahwa negara-negara Afrika dapat melakukan jauh lebih banyak dari yang dipikirkan orang-orang di luar sana," kata Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO, saat jumpa pers virtual seperti dikutip dari Antara, Sabtu (18/4/2020).
"Kami percaya penyakit ini tidak melebihi kemampuan kapasitas untuk mencegahnya," katanya.
Pernyataan itu disampaikan setelah Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 kemungkinan akan menelan sedikitnya 300.000 warga Afrika dan berpotensi menyebabkan 29 juta warga lainnya jatuh ke jurang kemiskinan.
Baca Juga: Dua Hari Jadi Wagub, Riza Patria Evaluasi PSBB DKI Selama Sepekan
Sebelumnya juga sempat terjadi bentrokan antara warga dan polisi terjadi di Mitchells Plain, Afrika Selatan pada Selasa (14/4/2020). Ratusan orang yang marah dan kelaparan melawan polisi.
Dilaporkan New Straits Times, Rabu (15/4/2020), warga kota yang marah melempar batu ke ara polisi. Mereka membuat barikade di jalan-jalan dengan membakar ban.
Polisi Afrika Selatan meresponya dengan menembakkan peluru karet dan gas air mata.
Orang-orang marah karena paket makanan tidak terkirim. Apalagi pemerintah negara tersebut menerapkan penguncian wilayah atau lockdown.
"Kami punya anak kecil. Kami ingin makan. Mereka juga harus makan," kata Nazile Bobbs, ibu sekaligus penduduk setempat.
Baca Juga: Masih Banyak Pengguna Angkutan Umum, Pemprov Minta Transaksi Nontunai
Hingga kini, khusus untuk Afrika Selatan, jumlah kasus yang terkonfirmasi juga terus meningkat. Data dari Worldmeters pada Jumat 18 April 2020, menyebut ada 2783 orang yang positif terinfeksi Covid-19.