Masih Banyak Pengguna Angkutan Umum, Pemprov Minta Transaksi Nontunai

Sabtu, 18 April 2020 | 06:00 WIB
Masih Banyak Pengguna Angkutan Umum, Pemprov Minta Transaksi Nontunai
Sejumlah penumpang berada di dalam bus Transjakarta tujuan Bundaran Senayan, Jakarta (17/3/2020) [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengakui masih banyak warga yang menggunakan transportasi umum selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pasalnya, meski sudah dibatasi, masih ada kantor yang tak menerapkan imbauan untuk mempekerjakan karyawannya dari rumah.

Tak hanya itu, terdapat 11 sektor usaha yang tetap diperbolehkan beroperasi. Karena itu masih banyak warga yang hilir mudik menggunakan transportasi umum.

Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria meminta agar masyarakat yang masih beraktivitas di luar menjalankan protokol pencegahan Coronavirus Disease atau Covid-19. Salah satu yang paling penting menurutnya adalah dengan menjaga jarak atau physical distancing.

"Kami minta dan berharap bahwa masyarakat bisa patuh dan disiplin untuk tidak melakukan kerumunan. Untuk dapat menjaga jarak," ujar Riza di Balai Kota, Jumat (18/4/2020).

Baca Juga: Hari Ini KRL Tetap Beroperasi, Dimulai Pukul 06.00 Sampai dengan 18.00 WIB

Selain itu, pihaknya juga meminta masyarakat agar memperhatikan potensi penyebaran virus saat menaiki angkutan umum. Salah satunya adalah penularan lewat transaksi tunai atau uang kertas.

"Itu salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh kita bersama dalam rangka mengurangi dan mencegah penyebaran Virus Corona," tuturnya.

Salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang melayani pembayaran non tunai, Bank DKI juga mendukung upaya penggunaan transaksi nontunai selama masa PSBB. Tujuannya untuk menghindari kontak fisik yang berpotensi tinggi menularkan Virus Corona.

"Nasabah yang masih harus bepergian menggunakan transportasi publik agar menghindari kontak fisik selama berada di area transportasi publik dan mengurangi transaksi tunai," kata Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Herry Djufraini.

Baca Juga: Kegalauan Pelatih Arema FC, Hasrat Mudik tapi Argentina Lockdown

Diketahui, sejak 24 Maret lalu, layanan transaksi top up hingga pembelian kartu di seluruh halte akan dihentikan oleh PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Ini berarti seluruh pelanggan diwajibkan untuk memastikan memiliki kartu JakCard dengan saldo yang memadai ketika sampai di halte.

Dengan demikian, untuk menggunakan TransJakarta, dibutuhkan kartu JakCard dan JakLingko. Dia menyarankan agar pengguna kartu transaksi nontunai bisa melakukan top-up menggunakan aplikasi JakOne Mobile menggantikan uang tunai agar lebih aman.

Untuk melakukan top-up JakCard atau JakLingko, caranya cukup login pada aplikasi JakOne Mobile di smartphone, pilih opsi isi ulang JakCard, tempel JakCard di belakang smartphone dan tap pilihan "tempel kartu", lalu pilih nominal pengisian, kemudian pilih sumber dana semisal dari uang elektronik JakOne Pay atau rekening tabungan.

"Lebih cepat, lebih praktis lebih mudah dan pastinya lebih aman apalagi disaat pandemi Covid-19," pungkasnya.

Catatan dari Redaksi: Jika merasakan gejala batuk, sakit tenggorokan dan demam, informasi seputar Coronavirus Disease (Covid-19) bisa diperoleh di Hotline Kemenkes 021-5210411 atau kontak ke nomor 081-2121-23119. Terapkan imbauan tetap tinggal di rumah, dan jaga jarak atau physical distancing, minimal dua meter persegi. Selalu gunakan masker setiap keluar rumah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI